![]() |
Sejumlah warga di Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang dan Desa Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang membangun rumah di atas rel kereta api |
Jakarta – Rencana pengaktifan kembali jalur Kereta Api (KA) Bandung–Ciwidey yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memunculkan beragam reaksi, antara harapan dan kekhawatiran, terutama dari warga yang telah lama menetap di atas bekas jalur rel tersebut. Kini, jalur KA Bandung–Ciwidey lebih dikenal sebagai area permukiman.
Ribuan rumah, baik yang permanen maupun semi-permanen, telah berdiri di sepanjang jalur ini, membentang dari Kota Bandung hingga Kabupaten Bandung. Salah satu contoh jelas dari perubahan ini terlihat di Kampung Ciluncat, Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang.
Dahulu rel yang dilalui kereta kini telah berubah menjadi fondasi rumah, jalan setapak, bahkan jembatan. Warga setempat menutupi rel dengan semen, menciptakan jalur alternatif yang tidak hanya kokoh tetapi juga sangat berguna bagi mereka.
Kondisi serupa juga dapat ditemui di Kampung Cibeureum Jati, Desa Sadu, Kecamatan Soreang. Jembatan bekas jalur kereta api kini digunakan sebagai penghubung antar-kampung, memudahkan warga untuk menghindari jalur arteri yang lebih jauh dan padat.
Namun, dengan munculnya wacana reaktivasi jalur tersebut, muncul pula kekhawatiran dari warga. Iim (36), seorang pengusaha yang telah tinggal lebih dari 15 tahun di atas rel, mengungkapkan rasa cemasnya jika jalur KA benar-benar diaktifkan kembali. Meskipun ia menghargai kebijakan pemerintah tersebut, ia khawatir akan masa depan usahanya. "Sebetulnya boleh saja (jalur KA Bandung–Ciwidey) kembali diaktifkan, karena itu memang kebijakan pemerintah. Tapi saya bingung, nanti usaha saya bagaimana. Karena pasti bangunan ini akan dibongkar," ujarnya.
Kekhawatiran Iim semakin dalam ketika anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar bertanya-tanya apakah mereka akan diusir dari rumah yang sudah lama mereka huni. "Jika rencana itu benar-benar ada, saya berharap pemerintah bisa menyiapkan tempat tinggal bagi kami," katanya dengan penuh harap.
Tantangan Reaktivasi Jalur KA
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bekerja sama dengan pemerintah pusat dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), berencana untuk menghidupkan kembali beberapa jalur KA yang sudah lama tidak berfungsi. Jalur Bandung–Ciwidey termasuk dalam daftar prioritas, bersama dengan jalur-jalur lainnya seperti Bandung–Pangandaran, Garut–Cikajang, Bogor–Sukabumi–Cianjur, Padalarang–Cipatat, Banjar–Cijulang, dan Rancaekek–Tanjungsari. Reaktivasi jalur-jalur tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan, terutama saat musim liburan.
Namun, di balik pembangunan yang sedang digalakkan dan harapan akan moda transportasi yang lebih modern, terdapat kenyataan kehidupan yang telah lama mengakar di atas rel tersebut.(des*)