Sulit Dapat Rumah Sakit, Ibu Hamil di Korea Lahirkan Bayi di Ambulans -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Sulit Dapat Rumah Sakit, Ibu Hamil di Korea Lahirkan Bayi di Ambulans

Selasa, 18 Maret 2025
Seorang wanita asal Vietnam melahirkan di dalam ambulans


Jakarta – Seorang wanita asal Vietnam melahirkan di dalam ambulans di Incheon, Korea Selatan, setelah petugas medis mengalami kesulitan menemukan rumah sakit yang bersedia menangani pasien tersebut.


Peristiwa ini kembali menyoroti dampak dari aksi mogok tenaga medis, terutama dokter, yang telah berlangsung sejak 2024 dan menyebabkan layanan darurat di Korea Selatan kewalahan.


Dilansir dari Korea Herald, wanita berusia 30-an yang disebut sebagai Nyonya A oleh media, melahirkan bayi laki-laki pada Minggu (16/3) setelah beberapa rumah sakit menolak merawatnya.


Insiden ini bermula ketika Nyonya A ditemukan tak sadarkan diri di Bandara Internasional Incheon, dekat Seoul. Petugas medis yang tiba di lokasi awalnya mengalami kesulitan berkomunikasi dengannya dan menduga ia mengalami sakit perut.


Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Universitas Inha, sekitar 30 km dari bandara. Namun, rumah sakit tersebut menolak menangani pasien dengan alasan kekurangan tenaga medis di departemen obstetri dan ginekologi, menurut laporan harian Hankyoreh.


Beberapa rumah sakit lain di sekitar lokasi juga menolak permintaan untuk merawatnya dengan berbagai alasan.


Tim penyelamat kemudian menghubungi pusat manajemen darurat guna mencari rumah sakit yang masih memiliki kapasitas di wilayah Seoul dan Gyeonggi.


Namun, pusat tersebut menyatakan bahwa pasien hanya bisa diterima setelah usia kehamilannya dikonfirmasi, yang menjadi tantangan tersendiri mengingat kendala komunikasi antara petugas medis dan Nyonya A.


Saat pencarian rumah sakit masih berlangsung, kondisi Nyonya A semakin memburuk hingga air ketubannya pecah.


"Kami sedang mencari rumah sakit lain, tetapi rasa sakitnya semakin hebat. Akhirnya, kami melakukan persalinan darurat di dalam ambulans," ujar salah satu petugas medis yang dikutip dari Yonhap News Agency.


Beruntung, bayi laki-laki yang dilahirkan dalam kondisi sehat dan stabil. Setelah persalinan, Nyonya A beserta bayinya akhirnya diterima oleh Rumah Sakit Universitas Inha untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.


Menurut laporan South China Morning Post, kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya. Pada Agustus lalu, seorang wanita Korea Selatan terpaksa melahirkan di ambulans setelah ditolak oleh empat rumah sakit dengan alasan kekurangan dokter.


Kasus penolakan pasien oleh rumah sakit ini meningkat di tengah krisis tenaga medis akibat aksi mogok dokter yang menentang kebijakan pemerintah untuk menambah jumlah penerimaan mahasiswa kedokteran.


Selama libur Tahun Baru Imlek pada Februari lalu, sebanyak 104 ambulans dilaporkan mengalami penolakan dari rumah sakit. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 dan 2022, berdasarkan data dinas pemadam kebakaran yang dikutip oleh media berbahasa Inggris.


Aksi mogok ini bermula sejak Februari 2024, setelah pemerintah mengumumkan rencana menambah 2.000 kuota mahasiswa kedokteran mulai tahun ini. Selain dokter, mahasiswa dan profesor kedokteran juga turut serta dalam aksi protes dengan menolak menghadiri perkuliahan.


Pada awal bulan ini, pemerintah mengajukan tawaran kompromi dengan membatasi kuota penerimaan di angka 3.000 mahasiswa, dengan syarat mahasiswa harus kembali ke kelas sebelum akhir bulan ini.


Namun, banyak mahasiswa tetap menolak tawaran tersebut karena menganggap kebijakan pemerintah terlalu keras dan terkesan memaksa, menurut laporan media lokal. (des*)