![]() |
ilustrasi |
Jakarta – Perusahaan teknologi asal China terus menunjukkan dominasinya di pasar global, mulai dari aplikasi mobile, smartphone, e-commerce, kecerdasan buatan (AI), hingga kendaraan listrik (EV).
Layanan seperti TikTok dari ByteDance, Temu, Shein, DeepSeek, dan WeChat sukses menarik perhatian pengguna di berbagai negara. Begitu juga dengan merek ponsel asal China seperti Oppo, Vivo, dan Xiaomi yang rutin masuk dalam daftar lima besar smartphone terlaris dunia.
Kini, Xiaomi semakin serius mengembangkan mobil listrik dan berencana memperluas pemasarannya ke luar China. Rencana ini diungkapkan oleh Presiden Xiaomi, William Lu, dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2025 di Barcelona.
Lu menyatakan bahwa mobil listrik Xiaomi akan memasuki pasar global dalam beberapa tahun ke depan. Meski demikian, ia tidak memberikan jadwal pasti terkait ekspansi tersebut.
Pernyataan ini mempertegas ambisi China dalam mempercepat pertumbuhan industri kendaraan listrik dan bersaing dengan dominasi Tesla dari Amerika Serikat.
"Saya belum bisa memberikan banyak detail, tetapi saya sangat senang mengumumkan kepada pengguna global bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Xiaomi akan merilis mobil listrik di pasar internasional," ujar Lu, dikutip dari CNBC International, Senin (3/3/2025).
Minggu ini, Xiaomi meluncurkan kendaraan listrik premiumnya yang diberi nama SU7 Ultra di China. Mobil ini dibanderol mulai dari 529.000 yuan atau sekitar Rp1,2 miliar.
Menurut Lu, SU7 Ultra berhasil mencatatkan 15.000 pesanan dalam 24 jam setelah peluncurannya. Mobil ini juga dipamerkan di booth Xiaomi dalam ajang MWC 2025.
Xiaomi yang sebelumnya dikenal sebagai pemain besar di industri smartphone mulai memasuki bisnis kendaraan listrik sejak 2021. Produk pertamanya, SU7, dirilis pada Maret 2024 dan langsung mendapat respons positif di pasar.
Sepanjang 2024, Xiaomi berhasil menjual 100.000 unit SU7 di China. Keberhasilannya di sektor EV serta penjualan smartphone yang terus meningkat turut mendorong lonjakan harga saham Xiaomi hingga 300% dalam 12 bulan terakhir.(des*)