Inflasi dan Suku Bunga Tinggi Bikin Orang Tua Tunggal Swedia Terbebani Ekonomi -->

Iklan Muba

Inflasi dan Suku Bunga Tinggi Bikin Orang Tua Tunggal Swedia Terbebani Ekonomi

Senin, 31 Maret 2025
ilustrasi


Jakarta - Satu dari tiga orang tua tunggal di Swedia dilaporkan kesulitan menyediakan makanan yang cukup bagi keluarga mereka. Hal ini terungkap dalam survei yang dirilis pada Rabu, yang menunjukkan meningkatnya ketimpangan ekonomi, terutama berdampak pada anak-anak.

"Kami melihat bahwa orang tua tunggal dengan penghasilan rendah berada dalam situasi yang sangat sulit di Swedia saat ini," ujar Ase Henell, Sekretaris Jenderal Majblomman, sebuah organisasi yang berfokus pada kemiskinan anak, seperti dikutip oleh AFP pada Kamis (27/3/2025).

"Mereka harus memilih antara membeli makanan atau pakaian, sementara anak-anak mereka tidak bisa mengikuti latihan sepak bola atau les musik. Mereka kehilangan lingkungan sosial," tambahnya.

Swedia mengalami inflasi tinggi selama beberapa tahun terakhir, terutama dalam harga bahan makanan. Selain itu, banyak keluarga juga terbebani dengan pembayaran hipotek yang besar akibat suku bunga yang tinggi.

Survei yang dilakukan oleh Verian pada 30 Januari hingga 21 Februari menemukan bahwa 29% rumah tangga dengan orang tua tunggal menghadapi kesulitan dalam mencukupi kebutuhan makanan bagi keluarga mereka. Angka ini meningkat sembilan persen dibandingkan tahun 2024.

Penelitian ini dilakukan atas inisiatif Majblomman, Palang Merah Swedia, Save the Children cabang Swedia, dan asosiasi penyewa Hyresgästföreningen. Survei tersebut melibatkan 1.112 orang tua tunggal dengan pendapatan di bawah 30.000 krona (sekitar Rp 49,4 juta) per bulan, serta pasangan dengan anak yang berpenghasilan kurang dari 43.000 krona per bulan.

"Situasi semakin memburuk bagi mereka yang tinggal di daerah pinggiran," kata Ulrika Modeer, Sekretaris Jenderal Palang Merah Swedia.

Menurut organisasi tersebut, anak-anak menjadi pihak yang paling terdampak akibat ketimpangan ekonomi dan harus menghadapi konsekuensinya sejak dini.

"Mereka tahu kapan orang tua mereka menerima gaji atau bantuan sosial dan berusaha menghindari meminta uang untuk kegiatan atau perjalanan yang membutuhkan biaya," ungkapnya.

Selain itu, banyak remaja berusia 16 hingga 17 tahun yang baru mendapatkan pekerjaan musim panas pertama mereka tidak mampu membayar biaya transportasi umum untuk pergi bekerja.

"Transportasi umum sangat penting bagi keluarga ini. Tanpa itu, anak-anak tidak bisa mengikuti kegiatan setelah sekolah atau bertemu dengan teman-temannya," kata Henell.

Sebagai langkah bantuan, organisasi Majblomman memberikan kartu transportasi agar anak-anak bisa pergi bekerja dan menerima gaji pertama mereka.

Dalam dua tahun terakhir, bantuan keuangan dari Majblomman untuk anak-anak meningkat sebesar 12 juta krona.

Untuk mengurangi ketimpangan, keempat organisasi ini mendesak pemerintah Swedia untuk meningkatkan tunjangan keluarga dan menyesuaikannya dengan inflasi. Mereka juga meminta pemerintah menyediakan akses transportasi umum dan kegiatan rekreasi gratis bagi semua anak.(des*)