![]() |
Petugas Bulog Cabang Bukittinggi saat mengecek hasil panen milik petani. |
Bukittinggi – Perum Bulog Cabang Bukittinggi, Sumatera Barat, berhasil mengumpulkan 467 ton beras dari hasil panen petani sepanjang Januari hingga Maret 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Pimpinan Bulog Cabang Bukittinggi, Romi Victa Rose, menjelaskan bahwa program ini mendukung visi Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto, yang berfokus pada peningkatan produksi pertanian dalam negeri. Program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan melalui pengadaan gabah dan beras lokal.
"Hingga akhir Maret 2025, kami telah menyerap 467 ton beras dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp12 ribu per kilogram di gudang Bulog," ujar Romi di Bukittinggi, Kamis (27/3).
Selain beras, Bulog Bukittinggi juga telah membeli 120 ton gabah kering panen (GKP) dari petani dengan harga dasar Rp6.500 per kilogram.
Menurut Romi, penyerapan beras dan gabah ini dilakukan di dua daerah di Kabupaten Pasaman dan akan terus berlangsung hingga panen berikutnya pada April 2025. Selanjutnya, program ini akan diperluas ke beberapa wilayah di Kabupaten Pasaman Barat.
"Kami juga telah mengadakan sosialisasi kepada pihak terkait mengenai mekanisme penyerapan gabah agar program ini berjalan dengan lancar," tambahnya.
Meski demikian, Romi mengakui bahwa penyerapan di beberapa daerah masih menghadapi tantangan, karena harga gabah di pasaran melebihi harga yang ditetapkan pemerintah.
Dengan adanya program ini, diharapkan stok cadangan beras nasional dapat terjaga, sehingga Indonesia tidak perlu bergantung pada impor. Romi berharap kebijakan ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang. (des*)