Pengungkapan Guncang Tel Aviv, Transportasi Umum Dihentikan -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Pengungkapan Guncang Tel Aviv, Transportasi Umum Dihentikan

Jumat, 21 Februari 2025

Tiga bom bus mengguncang Tel Aviv, Israel, Kamis (20/2) malam waktu setempat.


Gaza – Tiga ledakan hebat mengguncang Tel Aviv, Israel, pada Kamis (20/2/2025) malam waktu setempat. Peristiwa ini terjadi menjelang dimulainya putaran kedua perundingan damai antara Israel dan Hamas.


Ledakan tersebut terjadi di area parkir Bat Yam, di mana tiga bus yang terparkir meledak secara berurutan. Dua ledakan pertama terjadi dalam selang waktu beberapa menit, sementara ledakan ketiga menyusul sekitar 15 menit kemudian. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini karena bus-bus tersebut sedang tidak mengangkut penumpang maupun pengemudi.


Laporan dari media Israel menyebutkan bahwa terdapat lima bom yang dipasang oleh pelaku, tetapi hanya tiga yang meledak, sementara dua lainnya gagal berfungsi.


Saluran televisi Israel, Channel 12, mengutip pernyataan pejabat keamanan yang mengungkapkan bahwa pelaku berusaha meledakkan semua bom dalam waktu yang hampir bersamaan.


Seorang pejabat keamanan Israel menilai bahwa ledakan ini merupakan bagian dari serangan terencana, meskipun tidak menyebabkan korban jiwa. Kepala Kepolisian Tel Aviv, Haim Sargarof, menyatakan bahwa semua bahan peledak yang ditemukan memiliki pengatur waktu dan tampaknya dibuat dalam kondisi darurat.


Setelah kejadian ini, Otoritas Transportasi Tel Aviv langsung menginstruksikan penghentian sementara operasional seluruh bus, kereta, dan LRT untuk memastikan keamanan di kota tersebut.


Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, pihak keamanan Israel menduga bahwa insiden ini berkaitan dengan operasi militer Israel di Tulkarem, Tepi Barat. Dalam beberapa waktu terakhir, kamp pengungsi di Tulkarem, Jenin, dan Nur Shams menjadi sasaran operasi militer yang disebut sebagai salah satu serangan terbesar sejak Perang 1967.


Pengamat politik Israel, Akiva Eldar, dalam wawancaranya dengan Al Jazeera menyebutkan bahwa insiden ini telah melumpuhkan layanan transportasi umum pada saat jam sibuk menjelang akhir pekan.


"Banyak tentara yang hendak pulang ke rumah untuk beristirahat di akhir pekan, sehingga situasi menjadi semakin tegang," ujar Eldar.


Ia menambahkan bahwa situasi terus berkembang dengan cepat dan masih belum dapat dipastikan bagaimana dampaknya terhadap gencatan senjata antara Israel dan Hamas, serta kemungkinan pertukaran tahanan.


"Kita mendengar berbagai spekulasi tentang rencana Presiden Trump terkait Gaza, termasuk relokasi penduduk serta meningkatnya ketegangan di Tepi Barat. Sekarang, yang kita lihat adalah Tel Aviv pun tidak sepenuhnya aman," lanjutnya.


Menurutnya, pesan yang ingin disampaikan Palestina adalah bahwa selama warga di Ramallah dan Gaza tidak merasa aman, maka hal yang sama juga dapat terjadi bagi warga Tel Aviv.


"Semakin banyak orang Israel mulai kehilangan keyakinan terhadap (PM Benjamin) Netanyahu dalam hal keamanan," pungkasnya.(des*)