![]() |
Suardi Aminsyah Alhaj |
Ketika tahun 70-an, masih teringat dalam benak ini, jikalau ada acara Alek Nikah maupun Alek Batagak Kudo-Kudo Rumah di kampuang Wak, pelosok sana.
Peristiwa itu, agaknya, terlihat begitu terpatri semangat Gotong Royong di tengah-tengah masyarakat : pertama Persiapan Awal - Batagak Pondok" bahwa seminggu sebelum acara pesta (Alek), pihak yang mengadakan hajat memulai persiapan dengan Batagak Pondok. Yaitu mendirikan pondok tempat acara berlangsung. Kini, zaman baraliah tahun batuka. Pasang Tenda namanya.
Sanak keluarga, kerabat, dan anak muda dari kampung berkumpul untuk bersama-sama menyusun tempat duduk, memasak, dan menyediakan alat untuk pesta. Semua orang memiliki peran masing-masing, yang diatur oleh Kapalo Mudo, sebagai pemimpin kegiatan.
Kedua, Kerja Keras Bersama - Menyediakan Bahan Makanan pada sehari sebelumnya, mereka bekerja bersama untuk menyediakan bahan makanan yang diperlukan, seperti mengupas karambie untuk santan dengan garejoh, dan mempersiapkan cubadak (nangka) untuk dicincang, dan kebutuhan lainnya.
Apalagi, kaum ibu di Pondok yang memasak nasi dan makanan, menyediakan beragam kuliner namanya sebutan oleh orang kini. Semua orang terlibat sesuai dengan keahlian dan tugasnya masing-masing, memastikan setiap persiapan berjalan lancar.
Ketiga, Penyambutan Tamu - Bujang Salapan Sehari sebelum pesta, anak muda dan bundo kanduang (ibu-ibu rang sumando) sudah dipaiyokan untuk berada pada posisi masing-masing. Mereka, siap untuk menyambut tamu undangan, juga yang meletakan hidangan.
Tak pelak lagi, pada malam hari mangukuih telah ditentukan personel untuk Bujang Salapan ini sebagai yang melayani hidangan makan di Pondok. Para sumando perempuanpun juga ikutserta membantu dengan mempersiapkan hidangan untuk tamu yang datang.
Keempat, Koordinasi dan Peran Kapalo Mudo- Kapalo Mudo bertindak sebagai pengarah kegiatan, memastikan semua elemen bekerja sesuai dengan rencana. Meskipun Kapalo Mudo berperan sebagai janang pada malam baretong. Iapun sebagai penyemangat, sekaligus peran koordinasi. Ini sangat penting untuk kelancaran acara tersebut.
Kelima, Peran Ninik Mamak - Pengawasan Adat Ninik Mamak, terutama yang dijabat oleh seorang Penghulu Adat, memiliki tugas untuk mengawasi pelaksanaan adat, memastikan bahwa acara berjalan sesuai dengan tradisi Minang. Mereka berfungsi sebagai pengarah dan memberikan petuah melalui Mamak Pusako dan Kepala Waris.
Kesimpulan - Gotong Royong untuk Keberhasilan Alek, bahwa semua elemen masyarakat menjalankan tugas dan perannya dengan penuh dedikasi, memastikan pesta berjalan sukses. Lakuang e ditinjau, kalam disigi dan basamo mangko manjadi .
Sang Mempelai hanya menikmati hasil kerja keras dari semua elemen dalam kaum, sanak keluarga, sanak famili, karib kerabat dan rang kampuang ba nagari ini, dengan duduak rancak di pelaminan. Namun, ia harus selalu menghargai kontribusi dari setiap individu yang terlibat dalam masyarakatnya.
Terlebih, tidak seharusnya ada yang merasa pahlawan kesiangan yang mengklaim keberhasilan acara tanpa menghargai kerja keras orang lain. Seperti mereka yang membersihkan tempat atau menyiapkan air dan keperluan lainnya.
Penutup, dengan rasa kebersamaan dan saling menghargai peran masing-masing, sebuah pesta (Alek) dalam tradisi kampuang berhasil terlaksana dengan baik. Gotong royong kekompakan harus menjadi inti dari kesuksesan acara.
Ini yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan keadilan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, perlu diingat, jangan ada yang terabaikan, ataupun terpinggirkan, apalagi dilupakan. Walaupun mereka sebagai tukang sapu maupun tukang cebok piriang dibelakang. Marapulai jangan terlena oleh berbagai ucapan yang bernada asal bapak senang..! (saco).