![]() |
Arab Saudi dilaporkan siap menjadi mediator pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran terkait program nuklir |
Jakarta – Arab Saudi dikabarkan siap menjadi penengah dalam pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran terkait program nuklir. Pemerintahan Presiden Donald Trump kembali menerapkan kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran agar bersedia kembali ke meja perundingan guna membahas pembatasan program nuklirnya.
Ada kekhawatiran di pihak Pemerintah Arab Saudi bahwa keinginan Iran untuk memiliki senjata nuklir saat ini semakin besar dibanding sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh melemahnya kekuatan kelompok proksi Iran di kawasan, seperti Hizbullah di Lebanon, terutama dalam konflik melawan Israel.
Arab Saudi berharap dapat memanfaatkan hubungannya yang dekat dengan Trump untuk memberikan jalur diplomatik bagi Iran dalam menjalin komunikasi dengan pemerintahan Trump.
Meski belum jelas apakah Arab Saudi telah secara resmi menawarkan peran sebagai mediator, langkah ini menunjukkan keinginan Riyadh untuk meningkatkan hubungan dengan Iran. Sebelumnya, Saudi dan Iran baru memulihkan hubungan diplomatik dalam dua tahun terakhir setelah terputus selama tujuh tahun.
Walaupun Trump terbuka untuk negosiasi, Iran tampaknya belum tertarik kembali ke meja perundingan. Hal ini berkaitan dengan kekecewaan Iran terhadap AS, yang di bawah kepemimpinan Trump sebelumnya, menarik diri dari kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditandatangani pada 2015.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menilai bahwa negosiasi terbaru dengan AS terkait isu nuklir bukanlah langkah yang bijak.
Hingga saat ini, baik Departemen Luar Negeri AS maupun Kementerian Luar Negeri Arab Saudi belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan tersebut.
Misi Iran untuk PBB di New York juga belum memberikan tanggapan atas kabar ini.
Sebagai informasi, Arab Saudi dan Iran menormalisasi hubungan pada Maret 2023 melalui mediasi China. Pejabat Saudi menganggap kesepakatan tersebut sebagai pencapaian besar, yang turut berkontribusi pada berakhirnya serangan kelompok proksi Iran di Yaman, yakni Houthi.(des*)