Robot Operasi Mandiri, Solusi Kekurangan Dokter Bedah di AS -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Robot Operasi Mandiri, Solusi Kekurangan Dokter Bedah di AS

Kamis, 02 Januari 2025

 

Ilmuwan Berhasil Latih Robot untuk Operasi Bedah


Jakarta - Para ilmuwan telah berhasil melatih robot untuk melakukan operasi bedah dengan menonton video. Robot ini mampu menjalankan tugasnya dengan tingkat presisi layaknya seorang dokter manusia.


Dilaporkan oleh Techspot, Rabu (1/1/2025), peneliti dari Universitas Johns Hopkins dan Universitas Stanford telah mengembangkan teknologi yang memungkinkan robot untuk belajar teknik operasi melalui rekaman video. Hasil penelitian ini dipresentasikan dalam Konferensi Pembelajaran Robot yang digelar di Munich baru-baru ini. Pencapaian ini menjadi langkah maju dalam menghadirkan robot bedah yang lebih mandiri, sekaligus solusi parsial untuk mengatasi kekurangan dokter bedah di Amerika Serikat.


Sejarah Panjang Bantuan Robot dalam Bedah

Selama bertahun-tahun, teknologi ini berkembang pesat, memungkinkan dokter menggunakan robot untuk berbagai prosedur, seperti pengangkatan kantong empedu, histerektomi, dan operasi prostat.


Namun, inovasi terbaru memungkinkan robot melangkah lebih jauh. Kini, mereka dapat melakukan operasi secara mandiri, termasuk memanipulasi jarum, menjahit luka, dan mengikat simpul. Hal yang membedakan adalah kemampuan robot untuk belajar dari video serta memperbaiki kesalahan tanpa campur tangan manusia.


Teknologi Belajar dari Video

Proses pelatihan robot ini menggunakan pendekatan yang mirip dengan model pembelajaran bahasa seperti ChatGPT. Bedanya, alih-alih memproses kata-kata, robot mempelajari gerakan berdasarkan posisi dan arah penjepitnya.


Setiap frame dalam video diubah menjadi data numerik yang diterjemahkan oleh model menjadi tindakan robot. Dengan metode ini, kebutuhan untuk memprogram gerakan secara manual berkurang drastis. Robot-robot yang telah dilatih mampu menunjukkan keterampilan mereka pada daging ayam dan babi di lingkungan simulasi.


Potensi untuk Mengatasi Kekurangan Dokter Bedah

Menurut American Association of Medical Colleges, teknologi ini dapat menjadi solusi atas kekurangan hingga 20.000 dokter bedah di Amerika Serikat pada tahun 2036. Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa tujuan mereka bukanlah menggantikan dokter bedah, melainkan meringankan beban kerja mereka.


"Kami tidak mencoba menggantikan dokter bedah. Sebaliknya, kami ingin membuat pekerjaan mereka lebih efisien," ujar Dr. Krieger.


Tantangan dan Kekhawatiran Etis

Meski teknologi ini menjanjikan, masih ada sejumlah tantangan yang harus diatasi. Setiap pasien memiliki anatomi unik, sehingga robot harus mampu beradaptasi dengan situasi yang berbeda. Selain itu, muncul pula pertanyaan mengenai tanggung jawab jika terjadi kesalahan selama operasi.


"Kita harus memikirkan dengan hati-hati tentang siapa yang bertanggung jawab dalam kasus kesalahan. Apakah itu dokter, pengembang AI, rumah sakit, atau produsen robot?" kata Dr. Amer Zureikat dari University of Pittsburgh Medical Center.


Privasi data juga menjadi perhatian, terutama dalam penggunaan rekaman video operasi untuk melatih robot. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat diakses secara merata agar tidak menciptakan kesenjangan dalam pelayanan medis.(BY)