Komentar
 |
| Ilustrasi Gunung Marapi. |
Agam – Gunung Marapi kembali menunjukkan aktivitasnya dengan erupsi yang terjadi pada Selasa malam (21/1/2025). Dentuman keras dari gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar ini terdengar hingga Kota Bukittinggi, memicu kepanikan warga yang sempat mengira itu adalah gempa bumi.
Erupsi yang terjadi sekitar pukul 22.47 WIB berlangsung di tengah hujan deras yang mengguyur kawasan sekitarnya. "Suara dentumannya keras disertai getaran. Kami yang sedang berkumpul di warung kopi langsung keluar karena mengira ada gempa," ujar Anton salah seorang warga Bukittinggi, Kamis (23/1/2025).
Anton bersama warga lainnya mencoba memantau kondisi Gunung Marapi, namun hujan deras dan awan tebal menghalangi pandangan. Setelah beberapa saat, mereka menyadari suara tersebut berasal dari erupsi gunung api aktif tersebut, mengingatkan mereka pada letusan serupa yang terjadi pada Desember 2023 dan menewaskan puluhan pendaki.
Dampak erupsi terasa lebih kuat di kawasan kaki gunung, seperti di Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam. Rizal warga Batu Taba, menceritakan bahwa dentuman keras membuat kaca jendela rumahnya bergetar. “Getaran itu membuat pintu dan jendela seperti akan roboh. Kami masih trauma dengan erupsi sebelumnya,” ungkap Rizal.
Kekhawatiran warga juga meningkat karena mereka mengingat bencana banjir lahar dingin yang terjadi pada Mei 2024. Rizal berharap tidak ada dampak serius dari letusan kali ini, terutama karena banyak warga masih dalam proses pemulihan dari trauma bencana sebelumnya.
Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Marapi melaporkan bahwa erupsi kali ini tidak memunculkan kolom abu vulkanik yang terlihat secara visual. Namun, aktivitas tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 30,3 mm dan durasi selama 46 detik.
Sebagai salah satu gunung api aktif di Sumatera Barat, Gunung Marapi terus dipantau ketat oleh pihak berwenang. Warga diimbau tetap waspada terhadap potensi erupsi susulan dan mengikuti arahan dari otoritas terkait untuk menghindari risiko lebih lanjut.(Ab)