![]() |
Ini salah satu titik lokasi saluran Banda Anduang Tambam yang amblas di Korong Durian Gadang, Durian Dangka, Nagari Sikucua Tengah, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman (foto.dok.adek) |
Kampung Dalam - Saluran Irigasi "Banda Anduang Tambam" terputus akibat amblas yang kedua kalinya, pada awal Desember 2024 ini. Saluran irigasi dan Kapalo Banda, yang konon dibangun secara swadaya oleh masyarakat pada tahun 1920-an di Korong Durian Gadang, Durian Dangka (sekarang Nagari Sikucua Tengah), Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman), kini mengalami kerusakan parah.
Akibat terputusnya saluran irigasi yang mengalir dari Kapalo Banda yang berada di Batang Kinaro tersebut, mengairi sekitar 30 hektar sawah dan puluhan kolam ikan milik petani telah kekeringan sejak lama. Sumber air utama bagi pertanian ini kini hanya mengandalkan air tadah hujan.
Saluran irigasi tersebut memiliki panjang sekitar 3 kilometer dari Kapalo Banda menuju areal pertanian. Kerusakan di tiga titik longsoran sangat parah, dan membutuhkan penanganan segera dari Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Padang Pariaman.
Adek Setiawan, Wali Korong Durian Gadang, bersama Jenrial, anggota Bamus Nagari Sikucua Tengah, pada Selasa 17 Desember 2024 mengakui telah turun langsung ke lokasi untuk memverifikasi kondisi saluran irigasi di wilayah tersebut. Adek Setiawan kepada awak media fajarsumbar.com di Pojok Coffe Simpang Toboh, Kampung Dalam, pada Rabu (18/12/2024) mengatakan bahwa kondisi irigasi Anduang Tambam sangat memprihatinkan dan memerlukan tindakan cepat dari Pemdakab Padang Pariaman.
"Kebutuhan irigasi ini sangat vital bagi masyarakat kami, karena puluhan hektar sawah dan kolam ikan sangat bergantung pada air dari Banda Anduang Tambam," harap Adek Setiawan yang didampingi oleh Jenrial.
Adek Setiawan menambahkan, longsor saluran irigasi ini adalah yang kedua kalinya pada titik lokasi yang sama. Sebelumnya, longsor awal Januari 2024, dan yang kedua pada bulan Desember 2024 ini sepanjan 30 meter, sedangkan pada dua lokasi lagi sepanjang 20 meter.
"Kapalo banda masih alami dibangun masyarakat, belum permanen disentuh bantuan dari Pemerintah. Sejak peristiwa putus tali banda tersebut, maka sawah dijadikan kebun jagung" kata Adek Setiawan.(saco).