Komentar
 |
| Petugas Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar sedang mengukur bunga Rafflesia Tuan-Mudae. |
Lubuk Basung – Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mencatat bahwa sebanyak lima bunga rafflesia jenis tuan-mudae mekar sempurna di kawasan Cagar Alam Maninjau, Kabupaten Agam selama tahun 2024.
“Kami mencatat lima bunga rafflesia tuan-mudae yang mekar di kawasan ini, namun kemungkinan jumlahnya bisa lebih dari lima,” ujar Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Rusdiyan P Ritonga, di Lubuk Basung, Kamis.
Ia menambahkan bahwa bunga rafflesia tuan-mudae tersebut ditemukan di Cagar Alam Maninjau Hulu Aia, Jorong Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.
Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar secara rutin melakukan pemantauan di lokasi tersebut untuk memastikan keberadaan bunga langka ini, yang juga dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.
“Kawasan Cagar Alam Maninjau Hulu Aia, Jorong Marambuang, Nagari Baringin adalah satu-satunya tempat ditemukannya rafflesia tuan-mudae, dan kami terus melakukan pemantauan di sana,” tambahnya.
Spesies Rafflesia Tuan-Mudae ini hampir mirip dengan Rafflesia Arnoldii, tetapi terdapat perbedaan mencolok dalam morfologi atau bentuk fisik keduanya. Perbedaan utama terletak pada warna kelopak (perigon), di mana Rafflesia Arnoldii memiliki kelopak berwarna oranye, sementara Rafflesia Tuan-Mudae cenderung berwarna merah marun.
Selain itu, pola bercak putih pada kelopak juga berbeda, di mana Arnoldii memiliki bercak ganda (besar dan kecil), sementara Tuan-Mudae hanya memiliki bercak tunggal. Bercak pada Arnoldii juga lebih besar dan jaraknya lebih berjauhan dibandingkan dengan Tuan-Mudae.
Rusdiyan menjelaskan bahwa di dunia saat ini terdapat 31 jenis bunga Rafflesia, di mana 15 di antaranya ditemukan di Indonesia, dengan 11 jenis yang ada di Pulau Sumatera. Rafflesia Tuan-Mudae pertama kali ditemukan di Serawak, Malaysia.
Bunga ini hanya mekar dalam waktu 7-10 hari sebelum akhirnya layu dan membusuk. (des*)