Ilustrasi. |
Jakarta – Isu mengenai kualitas bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dari Pertamina yang diduga rendah dan berpotensi merusak kendaraan belakangan ini mencuat ke publik. Kabar tersebut menyebutkan bahwa beberapa kendaraan mengalami mogok akibat pompa bahan bakar tersumbat oleh kotoran yang mengendap.
Menanggapi isu ini, Pertamina melakukan investigasi mendalam dengan mengambil sampel Pertamax dari SPBU di Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
Hasil Uji Kualitas Pertamax
Seluruh BBM yang didistribusikan ke SPBU terlebih dahulu melalui pengujian ketat oleh Lemigas.
Isu ini sempat ramai setelah beberapa kendaraan yang menggunakan Pertamax dilaporkan mengalami gangguan, seperti tangki bahan bakar yang kotor hingga filter bensin yang tersumbat lumpur. Namun, hasil pengujian laboratorium memastikan bahwa Pertamax sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan Dirjen Migas.
Kampanye Peralihan ke Pertamax
Saat ini, Pertamina tengah menggalakkan penggunaan BBM Pertamax untuk pengguna kendaraan pribadi. Kebijakan ini sejalan dengan pembatasan pembelian Pertalite, yang disubsidi pemerintah dan hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Untuk pembelian Pertalite, pengguna roda empat pribadi dibatasi hingga maksimal 60 liter per hari. Mekanisme pembatasan ini diterapkan melalui QR Code yang diperoleh setelah mendaftar di aplikasi MyPertamina. Pengguna yang tidak memiliki QR Code tidak dapat mengisi bahan bakar Pertalite.
Dengan hasil uji kualitas yang telah dipastikan, Pertamina menegaskan bahwa Pertamax aman digunakan dan tidak akan merusak mesin kendaraan jika digunakan sesuai spesifikasinya.(BY)