Kapal Angkatan Laut Selandia Baru Tenggelam Setelah Tabrak Terumbu Karang -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Kapal Angkatan Laut Selandia Baru Tenggelam Setelah Tabrak Terumbu Karang

Sabtu, 30 November 2024

 Berikut adalah versi berita yang telah diubah:

Sebuah kapal angkatan laut Selandia Baru menabrak terumbu karang.


Jakarta – Sebuah kapal milik Angkatan Laut Selandia Baru mengalami kecelakaan fatal setelah menabrak terumbu karang dekat Samoa dan tenggelam. Kecelakaan ini terjadi akibat kelalaian kru yang tidak mematikan mode "autopilot" pada kapal.


Menurut laporan penyelidikan militer Selandia Baru yang dipublikasikan pada Jumat (29/11), peristiwa ini terjadi pada bulan Oktober lalu. Pada saat kejadian, puluhan anggota kru berhasil diselamatkan dari kapal HMNZS Manawanui setelah kapal tersebut menabrak terumbu karang, terbakar, dan akhirnya tenggelam di sebelah selatan Pulau Upolu, pulau terbesar dan terpadat di Samoa.


Kapal HMNZS Manawanui, yang merupakan salah satu dari sembilan kapal dalam armada kecil Angkatan Laut Selandia Baru, sedang dalam misi pemetaan dasar laut saat insiden terjadi.


Pengadilan militer menemukan bahwa kapal tersebut tenggelam karena autopilot tidak dimatikan pada waktu yang tepat. Sistem autopilot yang terus aktif membuat kapal tetap bergerak menuju daratan, yang mengarah pada tabrakan dengan terumbu karang.


Ketika kru menyadari kapal keluar jalur, mereka mencoba untuk mengubah arah, namun mereka mengira masalah tersebut disebabkan oleh "kegagalan kontrol pendorong." Namun, laporan penyelidikan menunjukkan bahwa mereka lupa untuk memastikan autopilot dimatikan terlebih dahulu, sehingga kapal justru terus melaju menuju terumbu karang.


Menteri Pertahanan Selandia Baru, Judith Collins, menyatakan bahwa insiden ini merupakan "pukulan besar" bagi Angkatan Laut, dan menambahkan, "Ini adalah hari yang sangat buruk. Angkatan Laut dan Pasukan Pertahanan harus bertanggung jawab atas kejadian ini."


Bangkai kapal akhirnya berhenti di bagian terumbu karang yang stabil, sekitar 30 meter di bawah permukaan laut. Kapal tersebut membawa sekitar 950 ton solar, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi tumpahan minyak yang dapat membahayakan ekosistem laut dan mencemari sumber makanan lokal. Meski begitu, Angkatan Laut Selandia Baru menyatakan bahwa tangki bahan bakar utama kapal tampaknya tidak rusak, dan tim penyelamat sedang bekerja untuk mengeluarkan bahan bakar dengan hati-hati.


Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, beberapa anggota kru mengalami luka ringan.(des*)