Ilmuwan Temukan Indikasi Lautan di Bulan-Bulan Planet Uranus -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Ilmuwan Temukan Indikasi Lautan di Bulan-Bulan Planet Uranus

Minggu, 17 November 2024
Penelitian terbaru ungkap adanya potensi kehidupan di planet uranus dan bulannya.


Jakarta - Planet Uranus dan lima bulan terbesarnya ternyata mungkin tidak sepenuhnya bebas dari kehidupan, berlawanan dengan anggapan ilmuwan selama ini. Berdasarkan temuan baru, Uranus dan lima bulannya diduga memiliki lautan yang mungkin mendukung kehidupan. Informasi ini dilansir dari BBC pada Minggu (17/11/2024).


Pengetahuan yang ada saat ini mengenai Uranus dan bulan-bulannya sebagian besar berasal dari data pesawat luar angkasa Voyager 2 milik NASA, yang mengunjungi planet ini hampir 40 tahun yang lalu. Namun, analisis terkini mengungkapkan bahwa Voyager 2 melewati Uranus saat terjadi badai matahari yang kuat. Hal ini menciptakan gambaran yang kurang akurat tentang kondisi sebenarnya di sistem Uranus.


Uranus sendiri berada di bagian terluar tata surya dan dikenal memiliki cincin es serta suhu terdingin di antara planet-planet lainnya. Planet ini juga memiliki posisi miring yang unik, seolah terguling ke samping.


Voyager 2 pertama kali mendekati Uranus pada tahun 1986, mengirimkan gambar-gambar spektakuler dari planet tersebut serta lima bulan utamanya. Namun, data yang diterima menunjukkan bahwa sistem Uranus jauh lebih aneh daripada yang diperkirakan, dengan indikasi planet dan bulan-bulannya tampak tidak aktif, berbeda dari bulan-bulan di planet luar lainnya.


Pengukuran medan magnet Uranus oleh Voyager 2 juga menunjukkan adanya distorsi yang tidak biasa, yang diduga disebabkan oleh angin matahari yang kuat saat kunjungan berlangsung. Medan magnet yang terdistorsi ini kemungkinan menyapu material dari permukaan planet dan bulan-bulannya, yang seharusnya bisa mengindikasikan adanya aktivitas geologis atau keberadaan lautan.


Dr. William Dunn dari University College London menyatakan bahwa selama hampir 40 tahun, pandangan ilmuwan terhadap Uranus dan bulan-bulannya mungkin kurang tepat. “Beberapa bulan mungkin memiliki lautan di bawah permukaannya yang dapat mendukung kehidupan,” ujarnya.


Linda Spilker, seorang ilmuwan yang terlibat dalam program Voyager sejak awal, merasa senang mendengar temuan baru ini yang dipublikasikan di Jurnal Nature Astronomy. Ia menyatakan bahwa hasil tersebut sangat menggembirakan, mengindikasikan adanya potensi kehidupan di sistem Uranus.


Dr. Affelia Wibisono dari Dublin Institute of Advanced Studies, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, juga menyebutkan bahwa temuan tersebut sangat menarik. Menurutnya, penting untuk meninjau kembali data lama karena masih banyak hal yang bisa diungkap, yang pada akhirnya akan membantu dalam merancang misi eksplorasi ruang angkasa berikutnya.


NASA saat ini berencana mengirim misi baru bernama Uranus Orbiter and Probe dalam satu dekade ke depan, setelah hampir 40 tahun sejak Voyager 2 terakhir kali mengunjungi Uranus. Dr. Jamie Jasinski dari NASA mengungkapkan bahwa temuan baru ini harus diperhitungkan dalam perancangan instrumen dan survei ilmiah pada misi berikutnya.


Melalui misi ini, para ilmuwan berharap dapat menemukan jawaban apakah bulan-bulan es di Uranus, yang sebelumnya dianggap sebagai dunia mati, ternyata menyimpan kehidupan.(BY)