China Batasi Ekspor Tungsten Mulai Desember 2024 -->

Iklan Cawako Sawahlunto

China Batasi Ekspor Tungsten Mulai Desember 2024

Jumat, 29 November 2024
China akan mulai membatasi ekspor logam.


Beijing - Pemerintah China akan memberlakukan pembatasan ekspor logam tungsten mulai 1 Desember 2024. Kebijakan ini mengubah strategi yang selama beberapa dekade terakhir di mana China menyediakan tungsten murah di pasar global untuk mengeliminasi kompetitor.


Tungsten, logam yang dikenal sangat keras, memiliki peran penting dalam pembuatan senjata dan semikonduktor. Saat ini, China menguasai sekitar 80 persen dari rantai pasokan logam tersebut.


Berdasarkan aturan baru yang bertujuan membatasi ekspor barang yang dapat digunakan untuk kebutuhan militer atau sipil, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa perusahaan yang ingin mengekspor tungsten dan produk mineral terkait harus mengajukan lisensi ekspor. Kebijakan ini resmi berlaku mulai awal Desember 2024.


Langkah tersebut diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS), serta melonjaknya permintaan tungsten dari luar China. Sebagai tanggapan, Departemen Pertahanan AS telah menetapkan larangan bagi kontraktor mereka untuk membeli tungsten asal China mulai 1 Januari 2027.


Christopher Ecclestone, Kepala dan Ahli Strategi Pertambangan di Hallgarten & Company, mengatakan bahwa harga tungsten saat ini tidak banyak berubah meski ada pengumuman pembatasan ekspor dari China. Menurutnya, agar aktivitas penambangan tungsten menjadi lebih menguntungkan, harga logam tersebut harus naik sekitar 50 dolar AS dari harga saat ini yang berada di kisaran 335 dolar AS per 10 kilogram.


"Faktor yang mendorong peningkatan produksi tungsten bukanlah larangan ekspor dari China, tetapi tingginya harga logam tersebut," ujar Ecclestone, dikutip dari CNBC International, Jumat (29/11/2024).


Di AS, harga tungsten yang lebih tinggi diperkirakan dapat meningkatkan produksi lokal. Sementara itu, selain membatasi ekspor, China juga menghadapi tarif tambahan sebesar 25 persen yang diterapkan oleh AS pada tungsten asal China sejak September 2024.


Menurut data resmi, AS tidak lagi melakukan penambangan tungsten secara komersial sejak 2015. Namun, tahun ini, upaya untuk memulai kembali produksi logam tersebut dilakukan di Korea Selatan.


Salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia, Almonty Industries, sedang mendekati tahap akhir untuk membuka kembali tambang dan pabrik pengolahan di Sangdong, Korea Selatan. Tambang yang ditutup sejak 1994 itu direncanakan akan memulai produksi kembali pada musim panas 2025 dengan kapasitas sekitar 50 persen dari potensi maksimumnya.


CEO Almonty Industries, Lewis Black, mengungkapkan bahwa 90 persen tungsten Korea Selatan saat ini berasal dari China. Namun, perusahaan-perusahaan China disebut berupaya mempertahankan pengaruh mereka secara tidak langsung dengan berinvestasi di sektor lain.


Almonty juga memiliki tambang tungsten di Portugal. Pada 2015, perusahaan ini mengakuisisi hak pengelolaan tambang Sangdong. Pada 2021, Almonty menerima pendanaan sebesar 75,1 juta dolar AS dari bank negara Jerman, KfW IPEX-Bank, untuk mendukung proyek tersebut. Hingga kini, total investasi yang dikucurkan untuk tambang Sangdong telah melampaui 130 juta dolar AS.(des*)