BI Salurkan Insentif Likuiditas Rp256,5 Triliun ke Perbankan -->

Iklan Cawako Sawahlunto

BI Salurkan Insentif Likuiditas Rp256,5 Triliun ke Perbankan

Sabtu, 19 Oktober 2024
ilustrasi



Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) yang disalurkan kepada perbankan telah mencapai Rp256,5 triliun hingga pekan kedua Oktober 2024.


"Bagi bank yang memberikan kredit kepada sektor prioritas, kami memberikan insentif likuiditas berupa penurunan GMW (giro wajib minimum) secara efektif," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (18/10).


"Selama ini, kami telah menyalurkan insentif kebijakan likuiditas makroprudensial sebesar Rp256,5 triliun kepada bank-bank hingga Oktober," lanjut Perry.


Ia juga memaparkan bahwa bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menerima insentif KLM sebesar Rp119 triliun, sementara bank umum swasta nasional (BUSN) sebesar Rp110,2 triliun.


Selain itu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) mendapatkan insentif KLM sebesar Rp24,6 triliun, sedangkan kantor cabang bank asing (KCBA) menerima Rp2,7 triliun.


"Insentif ini disalurkan untuk sektor-sektor prioritas seperti hilirisasi mineral, pangan, sektor perumahan, properti, UMKM, otomotif, serta sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tambahnya.


Insentif likuiditas makroprudensial merupakan kelonggaran yang diberikan oleh bank sentral berupa pelonggaran terhadap kewajiban pemenuhan GMW dalam rupiah. Insentif ini ditujukan kepada bank-bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu.


Sektor-sektor prioritas yang dimaksud meliputi hilirisasi mineral dan non-mineral (seperti pertanian, peternakan, dan perikanan), sektor perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, serta pembiayaan inklusif (UMKM, KUR, dan Ultra Mikro/UMi), serta pembiayaan hijau.


Dengan adanya tambahan insentif likuiditas ini, diharapkan penyaluran kredit oleh perbankan dapat semakin meningkat. (des^)