Perlambatan Ekonomi Global Jadi Tantangan Penciptaan Lapangan Kerja, Kata Jokowi -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Perlambatan Ekonomi Global Jadi Tantangan Penciptaan Lapangan Kerja, Kata Jokowi

Jumat, 20 September 2024

Presiden Joko Widodo (Jokowi)


Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tiga tantangan besar dalam membuka lapangan kerja di Indonesia. Ia menyampaikan keprihatinannya bahwa jumlah lapangan kerja yang tersedia mungkin tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang ada.


Jokowi menjelaskan, tantangan pertama dalam menciptakan lapangan kerja adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Meskipun ekonomi Indonesia saat ini tumbuh di atas rata-rata dunia, dampak perlambatan ekonomi global tetap perlu diperhatikan.


"Pada tahun 2023, World Bank melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi global hanya mencapai 2,7%, dengan perkiraan 2,6% tahun ini dan kembali 2,7% tahun depan. Meskipun ada sedikit peningkatan, angka tersebut masih jauh dari harapan banyak negara. Kita patut bersyukur karena bisa tumbuh 5,1%," ungkap Jokowi dalam Kongres ISEI 2024 yang disiarkan secara virtual pada Kamis (19/9/2024).


Jokowi juga mencatat bahwa pengetatan kebijakan moneter, seperti yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dapat mengurangi produksi di sektor industri, yang berpotensi menyebabkan penurunan kinerja industri.


"Jika bank sentral memperketat kebijakan moneter untuk menahan inflasi, otomatis produksi industri akan menurun," lanjutnya.


Tantangan kedua yang disoroti Jokowi adalah peningkatan otomasi di berbagai sektor. Saat ini, otomasi telah merambah semua bidang, tidak hanya mekanik tetapi juga kecerdasan buatan. Ini dapat mengancam hilangnya 85 juta pekerjaan pada tahun depan.


"Setiap hari ada inovasi baru. Diperkirakan pada 2025, 85 juta pekerjaan akan hilang. Jumlahnya sangat signifikan," jelas Jokowi.


Tantangan ketiga adalah sistem kerja gig economy. Ia mengingatkan bahwa sistem kerja tanpa kontrak ini dapat membuat industri menjadi lebih bergantung pada pekerja lepas.


"Kita harus berhati-hati dengan gig economy. Jika tidak dikelola dengan baik, ini bisa menjadi tren yang merugikan. Perusahaan mungkin lebih memilih pekerja independen atau kontrak jangka pendek untuk mengurangi risiko ketidakpastian global," ungkap Jokowi.


"Kesempatan kerja, sekali lagi, dapat semakin sempit dan berkurang," tegasnya.(BY)