. |
Dengan pengukuhan tersebut, maka Prof. Dr. Ferra Yanuar. S. Si. M.Sc menjadi Guru Besar Tetap dalam bidang ilmu Analisis Regresi/Statiska dan Teori Peluang pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unand, kemudian Prof. Dr. Dra. Arni Amir. M.S, menjadi guru besar tetap dalam bidang Ilmu Biologi pada Fakultas Kedokteran Unand, orasi ilmiahnya, Kajian Infetilitas Pada Pria,
Prof. Dr. Dra. Nazulia Irawati. MS sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Biomedik Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Unand, dengan orasi ilmiahnya, Infeksi Oportunistik Protozoa, sedangkan Prof. Dr. Admi Nazra. M.Si. M.Sc, Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Matematika Fuyzi pada (FMIPA) Unand, orasi ilmiahnya, Suatu Kontribusi Dalam Trori Fuzzy Logic dan aplikasinya Dalam Masalah Pengambilan Keputusan
Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya Prof. Ferra Yanuar bertajuk, Analisis Bayesian Sebagai Suatu Metode Pemodelan Statiska Yang Robust Di Era Big Data mengatakan, prospek analisis Bayesian dalam big data sangat luas.
Teknik ini tidak hanya mampu mengatasi ketidakpastian tetapi juga menyediakan fleksibilitas yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.
Dengan perhatian yang tepat sebut Prof Ferra, terhadap tantangan dan investasi dalam penelitian serta pendidikan, analisis Bayesian dapat menjadi alat yang krusial dalam memanfaatkan potensi besar big data untuk kemajuan sosial dan ekonomi.
Masyarakat yang memahami dan mengimplementasikan analisis ini akan berada di garis terdepan dalam menjawab berbagai tantangan yang ada di masa depan.
"Analisis Bayesian memungkinkan para peneliti untuk menggabungkan data empiris dengan pengetahuan sebelumnya atau keyakinan subjektif untuk membuat perkiraan yang lebih akurat," tuturnya.
Ditempat yang sama Prof. Dr. Dra. Nazulia Irawati. MS, orasi ilmiahnya, infeksi Oportunistik Protozoa Pada Imuno Kompromais menyebutkan, protozoa usus telah berevolusi bersama dengan manusia dan interaksinya dengan inang manusia tampaknya sangat dinamis dan bervariasi, dengan beberapa spesies dan subtipe menunjukkan sifat menguntungkan.
Disisi lain menunjukkan, bahwa efek imunomodulator yang merugikan, banyak fakta dari spesies protozoa ini sehingga menyebabkan kolonisasi persisten yang tidak aktif sering kali mengarah pada afiliasi seumur hidup dengan inang dan menunjukkan adanya komensalisme atau bahkan simbiosis daripada parasitisme," sambung Prof. Nazulia Irawati.
Sejalan dengan hal itu, kolonisasi protozoa usus tampaknya secara signifikan meningkatkan keanekaragaman mikrobiota usus dan secara selektif memodulasi komposisi komunitas bakteri yang berbeda.
Beberapa pertanyaan yang belum terselesaikan menurut Prof Nazulia,
apakah dampak terapeutik dapat dicapai dengan diversifikasi usus manusia melalui kolonisasi terkontrol dengan strain protozoa komensal atau dengan FMT dari donor sehat yang terkolonisasi protozoa ke pasien.
Ditempat yang sama Prof. Nazulia Irawati dalam orasi ilmiahnya, infeksi Oportunistik Protozoa Pada Imuno Kompromais menyebutkan...
Dalam sambutanya Rektor Unand
Dr. Efa Yonnedi, SE. MPPM, Akt, CA, CRGP mengatakan, tanpa disadari, bahwa pencapaian guru besar bukan saja merupakan capaian pribadi sebagai seorang dosen, tetapi juga menjadi suatu capaian dari Universitas yang sangat penting.
Dengan dikukuhkannya empat guru besar baru ini, berarti Unand telah memiliki tambahan Sumber Daya Manusia (SDM) secara kapasitas sudah sangat teruji keilmuannya.
Menurut Rektor Unand Efa Yonnedi, pengukuhan guru besar ini tentunya akan membuat keberadaan Unand semakin diakui oleh masyarakat dan dunia, karena jabatan guru besar Unand telah menunjukkan pengakuan akan kompetensi di bidang akademik.
Kendati semakin banyak guru besar yang dikukuhkan menunjukkan bahwa semakin banyak pakar yang kita miliki.
Hal Ini tentunya akan berdampak pada penilaian terhadap Unand yang semakin baik dan semakin dapat meningkatkan kualitas kita semua sebagai salah satu dari jajaran kampus terbaik di Indonesia," ucap Efa.
Saya dan Unand berharap, dari pengukuhan guru agar besar tersebut, bisa memberikan berkontribusi kepada institusi, sehingga Universitas Andalas akan semakin besar.
Setelah memperoleh jabatan tertinggi di bidang akademik Efa berharap, agar guru besar terus bersemangat menulis, mengajar, mengabdi dan melakukan penelitian jangan sampai kendur bukan, tapi justru harus ditingkatkan untuk memberi kemaslahatan yang lebih besar.
Gelar Guru Besar yang di sandang ini, bukanlah sekadar sebuah penghargaan, namun amanah dan tanggung jawab yang amat mulia.
"Guru besar adalah teladan bagi para dosen dan mahasiswa serta sumber inspirasi bagi generasi penerus bangsa," sebutnya.
Ke- 4 Guru Besar yang dikukuhkan oleh Ketua Dewan Profesor Unand Prof. Marlina itu, ditandai dengan pemasangan salempang guru besar dan disaksikan Rektor Unand Dr. Efa Yonnedi, SE. MPPM, Akt, CA, CRGP, Ketua Senat Akademik Unand Prof. Syafrizal. Sy.
Pada pengukuhan Guru Besar Tetap Unand itu, juga tampak Wakil Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Prof. Wery Darta Taiful, Sekretaris Dewan Profesor. Prof. Rusnam, Dekan Fakultas Kedokteran Unand Prof. dr, Afriwardi, SH, Sp.KO, MA dan
Dekan FMIPA Prof. Mai Efdi dan Guru Besar Unsnd Prof. Dr. Ir. Novirman Djamarun. MSC. (R-dz).