ilustrasi |
Jakarta - Meskipun demikian, sebagian besar mata uang di kawasan Asia menunjukkan penguatan. Won Korea Selatan naik sebesar 0,38 persen, ringgit Malaysia 0,75 persen, yen Jepang 0,93 persen, dan baht Thailand 0,32 persen.
Sementara itu, dolar Singapura dan peso Filipina masing-masing menguat 0,11 persen, dan yuan China naik 0,22 persen. Di sisi lain, dolar Hong Kong mengalami penurunan sebesar 0,01 persen, sedangkan rupee India cenderung stagnan.
Di antara mata uang negara maju, pergerakannya bervariasi. Dolar Australia mengalami penurunan sebesar 0,08 persen, dolar Kanada menyusut 0,01 persen, dan poundsterling Inggris juga turun 0,01 persen. Namun, euro Eropa menguat sebesar 0,07 persen, sedangkan franc Swiss naik 0,11 persen.
Analis DCFX Futures, Lukman Leong, memprediksi bahwa rupiah akan menguat terhadap dolar AS hari ini. Ia menjelaskan bahwa hal ini sejalan dengan semakin jelasnya sinyal dari bank sentral AS (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuan pada September 2024.
"Meski demikian, penguatan rupiah kemungkinan akan terbatas karena investor masih menunggu sejumlah data ekonomi hari ini dan besok, seperti data manufaktur China, inflasi Indonesia, dan data manufaktur AS malam ini," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Berdasarkan analisis tersebut, ia memperkirakan pergerakan rupiah akan berada di kisaran Rp16.225 hingga Rp16.325.(des)