Luhut ungkap Jokowi pernah ditekan banyak pihak karena aturan nikel |
Jakarta - Presiden Jokowi pernah menghadapi tekanan dari berbagai pihak terkait larangan ekspor bijih nikel atau nikel ore. Kebijakan ini juga berpotensi membuat Indonesia kehilangan pendapatan sebesar USD1,5 miliar dari ekspor bijih nikel akibat regulasi yang diterapkan oleh pemerintah.
Pada akhir tahun 2019, Jokowi mengambil keputusan untuk melarang ekspor nikel ore, meskipun dampaknya sangat berisiko. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa meskipun ada risiko, Presiden tetap teguh pada keputusannya.
"Saya masih ingat di penghujung tahun 2019, di pintu masuk belakang Istana Negara, Presiden @jokowi mengatakan bahwa apapun risikonya, beliau akan tetap melarang ekspor nikel ore," kata Luhut pada Jumat (9/8/2024).
Luhut menyadari bahwa keputusan ini tidak mudah. Jokowi juga sempat bercerita bahwa dirinya mendapatkan banyak tekanan dari berbagai pihak sebelum keputusan tersebut diambil. Tantangan ekonomi lainnya adalah potensi kehilangan USD1,5 miliar dari hasil ekspor bijih nikel.
Namun, Presiden Jokowi tetap berpegang teguh pada pendiriannya, seolah melihat ada nilai yang sangat penting bagi bangsa di masa depan.
“Keberanian kepemimpinan beliau mulai membuahkan hasil satu per satu,” ujar Luhut.
Selain peningkatan nilai ekspor nikel, Indonesia juga akan menjadi produsen anoda terbesar kedua di dunia. Indonesia pun siap menjadi bagian dari rantai pasok industri baterai global dan membangun ekosistem kendaraan listrik (EV) yang terintegrasi.
Pepatah Jawa ‘Jer Basuki Mawa Beya’ yang berarti kesejahteraan membutuhkan pengorbanan, juga relevan dalam konteks ini. Begitu juga dengan upaya bangsa untuk mandiri. Langkah-langkah besar dan percepatan diperlukan untuk bersaing dengan negara-negara lain.
“Kita patut bersyukur memiliki pemimpin yang berani mengambil keputusan penting meskipun menghadapi berbagai risiko,” kata Luhut.
"Kita telah menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu mengelola sumber daya alamnya secara mandiri dan membuka jalan menuju kemakmuran yang lebih besar bagi bangsa ini," tegas Luhut.(BY)