VinFast Berinvestasi USD 200 Juta untuk Pabrik di Subang, Jawa Barat -->

Iklan Cawako Sawahlunto

VinFast Berinvestasi USD 200 Juta untuk Pabrik di Subang, Jawa Barat

Selasa, 16 Juli 2024

VinFast VF 5.


Jakarta – Produsen mobil listrik VinFast melakukan investasi di Indonesia dengan membangun pabrik perakitan di Subang, Jawa Barat. Pabrik yang dijadwalkan mulai beroperasi tahun depan ini merupakan pabrik pertama VinFast di kawasan ASEAN di luar Vietnam dan harus memenuhi nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) minimal 40 persen.


Pembangunan pabrik ini adalah bagian dari komitmen VinFast untuk memasarkan kendaraannya di Indonesia. Perusahaan asal Vietnam ini menginvestasikan USD 200 juta atau setara Rp 3,23 triliun, dengan target produksi sebanyak 50 ribu unit per tahun.


Putu Juli Ardika, Plt Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), mengatakan bahwa pabrik ini diharapkan dapat memenuhi nilai TKDN 40 persen, mengingat pabrik ini dilengkapi dengan banyak fasilitas yang mendukung penggunaan komponen lokal.


"VinFast ini adalah model untuk ASEAN, di mana semua negara di ASEAN akan mendukungnya, sehingga TKDN-nya akan tinggi, maksimal," kata Putu kepada wartawan, Senin (15/7/2024).


"Kita juga sudah mendukung melalui kehadiran industri komponen yang sudah ada, sehingga diharapkan nilai TKDN-nya akan jauh lebih tinggi daripada pabrikan lainnya. Paling tidak, itu nanti mencapai 40 persen," lanjutnya.


Saat ini, VinFast sudah memasarkan dua model di Indonesia, yakni VF e34 dan VF 5, yang diimpor secara utuh dari Vietnam dengan konfigurasi setir kanan. Namun, belum diketahui apakah kedua model tersebut nantinya akan diproduksi secara lokal atau akan ada model baru.


CEO PT VinFast Automobile Indonesia, Temmy Wiradjaja, mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang fokus pada pembangunan pabrik. Setelah itu, mereka akan berusaha memenuhi nilai TKDN minimal 40 persen dan meningkat menjadi 60 persen pada 2026.


"Untuk memenuhinya, kita berdiskusi dengan seluruh penyuplai yang sudah menyuplai di pabrik Vietnam. Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan supaya harganya bisa bersaing, tetap memanfaatkan rantai pasokan yang sudah ada di pasar," ujar Temmy.(BY)