Beda dari brand China lain, ini pertimbangan GWM pasarkan mobil hybrid |
Jakarta - Merek otomotif asal China kini semakin gencar memasarkan mobil listrik di Indonesia. Namun, GWM (Great Wall Motors) memilih fokus pada mobil hybrid.
General Manager GWM Indonesia, Constantinus Herlijoso, menjelaskan alasan di balik pilihan ini. Ia menyebutkan bahwa strategi GWM Indonesia adalah memasarkan kendaraan energi baru (NEV) yang dimulai dengan hybrid sebelum beralih ke mobil listrik murni.
"Konsep kami adalah memulai dengan hybrid dan kemudian beralih ke kendaraan listrik baterai (BEV). Inilah konsep yang diusung oleh GWM dan Inchcape," ujar Herlijoso di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Herlijoso juga menyatakan alasan lain belum memasarkan mobil listrik sepenuhnya di Indonesia. Salah satunya adalah untuk memenuhi kandungan lokal. Pemerintah memberikan insentif untuk mobil listrik yang memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 40 persen.
"Kami belum memulai dengan BEV karena mempertimbangkan regulasi pemerintah dan kesiapan suplai. Kami ingin mencapai tingkat kandungan lokal tertentu," jelasnya.
Menurutnya, TKDN sangat penting karena berdampak pada harga jual mobil. "Ini sangat krusial. TKDN menentukan harga kendaraan yang kami jual. Kami ingin memberikan harga terbaik kepada pelanggan, dan itu bisa tercapai jika kandungan lokal memenuhi kriteria tertentu," tambah Herlijoso.
Meski demikian, Herlijoso menargetkan untuk memasarkan mobil listrik di Indonesia pada tahun 2025.
Saat ini, GWM Indonesia telah memasarkan dua model mobil hybrid yaitu Tank 500 dan Haval H6. Baru-baru ini, GWM Indonesia juga meluncurkan SUV terbarunya, Haval Jolion, yang juga merupakan kendaraan hybrid.
Haval Jolion dirakit secara lokal di pabrik Inchcape di Wanaherang, Jawa Barat. Namun, GWM Indonesia masih belum mengungkapkan harga jual Haval Jolion.(BY)