Stagnasi Penjualan Mobil di Indonesia, Tantangan dan Solusi -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Stagnasi Penjualan Mobil di Indonesia, Tantangan dan Solusi

Sabtu, 13 Juli 2024

Atasi penjualan mobil stagnan 1 juta unit, ini jurus Kemenperin.


Jakarta - Industri otomotif Indonesia, khususnya kendaraan bermotor roda empat, mengalami fase stagnasi sejak mencapai angka satu juta unit pada tahun 2013. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, penjualan mobil tetap stagnan di kisaran satu juta unit.


Pada tahun 2013, penjualan mobil mencapai puncak tertinggi dengan total 1.229.881 unit terjual di Indonesia. Peningkatan ini terjadi setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau, yang dikenal sebagai Low Cost Green Car (LCGC).


Ketersediaan mobil dengan harga yang terjangkau memungkinkan kalangan menengah ke bawah di Indonesia untuk memiliki kendaraan roda empat. Pada tahun 2013, penjualan LCGC mendominasi pasar domestik dengan 30 persen.


Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mengatakan stagnasi ini disebabkan oleh terus naiknya harga mobil yang tidak sejalan dengan pendapatan masyarakat Indonesia. Kondisi ini diperparah oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.


"Salah satu penyebab stagnasi penjualan mobil adalah harga mobil yang tidak terjangkau bagi pendapatan per kapita masyarakat. Kesenjangan antara pendapatan rumah tangga dan harga mobil baru semakin melebar," ujar Kukuh di Jakarta pada Rabu (10/7/2024).


Putu Juli Ardika, Plt Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menyampaikan pendapat serupa. Menurutnya, diperlukan stimulus untuk meningkatkan minat beli mobil baru di Indonesia.


"Stagnasi penjualan mobil di Indonesia dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat. Dalam upaya untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan program stimulus untuk mendorong pembelian mobil baru. Tentunya, stimulus tersebut harus tetap memperhatikan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon," katanya.


Putu menambahkan bahwa salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah memberikan insentif untuk mobil listrik, sehingga mobil listrik yang tersedia di Indonesia dapat memiliki harga yang terjangkau.


"Langkah-langkah yang diperlukan untuk mendukung industri ini harus dilakukan dengan bijaksana. Perlu diperluas insentif untuk kendaraan low emission vehicle karena kebutuhan akan ini hampir sama di seluruh dunia," tambahnya.


Selain itu, Kemenperin juga berencana untuk menurunkan suku bunga guna meringankan beban masyarakat dalam membeli mobil baru melalui skema kredit. Langkah ini diharapkan dapat efektif karena mayoritas masyarakat Indonesia memilih membeli kendaraan dengan sistem kredit.


"Peluang penurunan daya beli masyarakat dapat diminimalisir dengan penurunan suku bunga untuk pembelian mobil baru secara kredit, sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan minat masyarakat dalam pembelian mobil baru," ungkap Putu.(BY)