Oleh : Sari Nurvitria (KPM Nagari Koto Tuo) Mahasiswa PRODI Administrasi Publik Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi |
Salah satu kegiatan penting yang harus terlaksana dipengaplikasian Dana Desa adalah kegiatan percepatan penurunan Stunting di nagari. Stunting merupakan salah satu isu prioritas permasalahan kesehatan di Indonesia. Dimana stunting adalah keadaan gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi pendek pada usianya. Kekurangan gizi pada balita ini terjadi sejak bayi berada dalam kandungan hingga bayi dilahirkan. Dan kondisi anak yang stunting baru dapat diamati setelah bayi berusia dua tahun.
Adapun tingkat prevalensi stunting di Nagari Koto Tuo sebesar 4, 1 % pada tahun 2023 bulan Februari, kemudian 4,7 % di tahun 2023 bulan Agustus dan 4,1 % di tahun 2024 bulan Februari. Di tahun 2024 ini,dipenimbangan masal bulan Februari terdapat 19 Balita dari 447 balita yang ditimbang yang terindikasi Stunting di Nagari Koto Tuo.
Ini merupakan angka yang besar walaupun belum dinyatakan Lokus Stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota, karena prevelensinya masih 4,1 % dari 14 %.Namun ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi Nagari Koto Tuo pada umumnya dan aktor bidang kesehatan pada khususnya.
“Telah banyak cara yang dilakukan oleh Pemerintahan Nagari untuk pencegahan stunting ini, diantaranya pelaksanaan posyandu dengan berbagai peralatan yang lengkap dari nagari, pelatihan untuk kader Posyandu, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di posyandu, pemberian PMT untuk balita Stunting beserta Bumil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan terciptanya inovasi nagari GARUDA SEIMBANG (Ga’ Rugi Berpola Hidup Bersih dan Makan Makanan Bergizi Seimbang). Ini adalah bentuk keseriusan Pemerintahan Nagari Koto Tuo dalam upaya percepatan pencegahan stunting,” demikian disampaikan Kasi Pelayanan Gusti, A.Md, Senin (22/07/2024) di aula pertemuan kantor Wali Nagari setempat.
“Telah banyak cara yang dilakukan oleh Pemerintahan Nagari untuk pencegahan stunting ini, diantaranya pelaksanaan posyandu dengan berbagai peralatan yang lengkap dari nagari, pelatihan untuk kader Posyandu, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di posyandu, pemberian PMT untuk balita Stunting beserta Bumil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan terciptanya inovasi nagari GARUDA SEIMBANG (Ga’ Rugi Berpola Hidup Bersih dan Makan Makanan Bergizi Seimbang). Ini adalah bentuk keseriusan Pemerintahan Nagari Koto Tuo dalam upaya percepatan pencegahan stunting,” demikian disampaikan Kasi Pelayanan Gusti, A.Md, Senin (22/07/2024) di aula pertemuan kantor Wali Nagari setempat.
Pemberian PMT untuk balita Stunting
Sementara itu PAW Wali Nagari Koto Tuo yang baru saja dilantik tanggal 16 Juli 2024 yang lalu, Dion Isnaini, S.E berharap agar kedepannya Pemerintah Nagari Koto Tuo dapat terus meningkatkan kinerja, dan kerjasama lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting, sehingga memberikan dampak positif untuk masyarakat Nagari Koto Tuo.
“Apa saja hal-hal positif yang telah dilakukan, terus lanjutkan. Dan perkuat kerjasama lintas sektor, agar stunting di Nagari Koto Tuo bisa berkurang, Kami dari Pemerintah Nagari Koto Tuo siap memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat ”harap Wali Nagari.(ul)