IDAI Berikan Tips Penanganan Hepatitis pada Anak -->

Iklan Cawako Sawahlunto

IDAI Berikan Tips Penanganan Hepatitis pada Anak

Selasa, 30 Juli 2024

 

Ilustrasi


Jakarta – Hepatitis adalah penyakit yang menyerang organ hati dan dapat menjangkiti siapa saja, termasuk anak-anak. Penyakit ini bisa menyebar dengan mudah pada anak melalui virus yang ditularkan dari kebiasaan sehari-hari. Jika tidak ditangani dengan baik, hepatitis pada anak dapat mengarah ke sirosis atau kerusakan hati, bahkan menyebabkan gagal hati. Namun, orang tua tidak perlu khawatir, karena Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan beberapa tips untuk menangani hepatitis pada anak.


Dokter spesialis gastrohepatologi anak, dr. Ade Rachmat Yudianto, MKedPed, Sp.A(K), menjelaskan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan orang tua adalah waspada terhadap gejala awal hepatitis. Gejala yang ditimbulkan oleh virus ini sering kali mirip dengan gejala flu.


“Awalnya, anak mungkin mengalami demam, diare, mual, muntah, dan sakit perut,” kata dr. Ade dalam sebuah webinar IDAI baru-baru ini.


Dia menambahkan, jika anak menunjukkan gejala tersebut, segera bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.


"Hal yang paling penting adalah meskipun gejala awal mirip flu biasa, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan terdekat untuk memastikan apakah ini hepatitis atau tidak," ujar dr. Ade.


Selain itu, penting untuk memastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup dan terhindar dari dehidrasi. Orang tua juga disarankan untuk memantau perubahan warna urine atau tinja anak, karena hepatitis dapat menyebabkan kolestasis, yaitu hambatan aliran empedu.


"Beberapa anak mungkin mengalami urine yang berwarna seperti teh, yang bisa menjadi indikasi adanya masalah pada hati. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika ada perubahan warna ini," tambah dr. Ade.


Dia juga mengingatkan orang tua agar tidak mengabaikan penanganan anak yang menunjukkan gejala hepatitis. Jika sudah memasuki tahap lanjut, risikonya akan semakin serius.


"Risiko gagal hati akan meningkat, yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran yang parah dan bahkan memerlukan transplantasi hati," ungkapnya.(des)