Tkp |
Raungan mobil damkar dari Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota tampak dikerahkan untuk pemadaman di areal yang tidak bisa dimasuki truk pemadam. Truk pemadam dari kecamatan Mungka pun ikut meluncur kencang ke SMPN tertua di Kota Payakumbuh ini. Terlihat petugas damkar tampak Bajibaku memasang slang paralel agar air bisa disemprotkan ke TKP.
Tampak api melalap aula pertemuan dan gedung berlantai 3 sebelah musala Kampus. Diduga, kebakaran dipicu korsleting listrik (menunggu hasil penyelidikan petugas).
Dua unit bangunan di SMPN 1 Payakumbuh terbakar pada Sabtu pagi 20 Juli 2024 sekitar pukul 07.00 Wib. Bangunan berupa Aula (Cagar Budaya) dan ruang labor tiga tingkat tersebut diduga terbakar akibat korsleting listrik.
Beruntung pemadam kebakaran dari Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota cepat mendapat informasi terkait peristiwa kebakaran itu, sehingga api cepat dikendalikan dan tidak menyebar ke bangun kelas lainnya hingga saat ini petugas pemadam kebakaran, TNI, Polri dan puluhan masyarakat masih berjibaku melakukan pemadaman api.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Dasril yang langsung datang ke lokasi mengatakan bahwa bangunan yang terbakar merupakan bangunan cagar budaya.
” Iya, sementara yang kita lihat terbakar adalah aula, labor komputer dan gedung perpustakaan. Diperkirakan sumber api dari salam sekolah,” ucap Dasril, didampingi Kepala SMPN 1 Payakumbuh.
Ia juga menambahkan, bangunan Aula yang terbakar merupakan benda cagar Budaya yang memang tidak pernah dirubah bentuknya.
” Yang aula ini memang termasuk cagar budaya, dan tidak pernah kita Robah bentuknya,” tambahnya.
Selain Kepala Dinas Pendidikan, Pj. Walikota Payakumbuh, Suprayitno, Sekda Kota Payakumbuh, Rida Ananda, Kapolres Payakumbuh, Ricky Ricardo, juga terlihat hadir di lokasi kebakaran bersama majlis guru dan pengurus komite.
Nedi Rinaldi, Alumni SMPN 1 Payakumbuh tahun 1980 menyebutkan bahwa dahulunya aula yang terbakar tersebut pernah dipakai untuk ruang belajar atau kelas.
” Dahulu memang pernah dipakai untuk ruang belajar atau kelas, saya di kelas 1 D pada tahun 1977 hingga kemudian dijadikan aula untuk berbagai kegiatan kesenian,” ucapnya.
Ungkapan duka tampak disampaikan persatuan alumni, baik langsung maupun melalui WAG alumni.
Terkait pelaksanaan proses belajar pasca MPLS, Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Dasril kepada media kembali menegaskan bahwa musibah ini tidak mengganggu PBM. SMPN 1 Payakumbuh saat ini sedang rehab. Dan siswa belajar pagi dan siang.
"Dalam musibah ini, setidaknya ada 16 armada damkar dilibatkan dalam pemadaman kebakaran, sehingga tidak merembes ke bangunan lainnsya. Dari itu, kami atas nama Pemko Payakumbuh, jajaran dinas pendidikan, dan SMPN 1 Payakumbuh mengucapkan terima kasih banyak. Dan Insya Allah PBM tidak akan terganggu.(ul)