Militer Israel mulai menggempur Lebanon, Minggu (28/7/2024) |
Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat, Norwegia, dan Irlandia telah mengeluarkan seruan bagi warganya untuk segera meninggalkan Lebanon. Peringatan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara gerakan Hizbullah Lebanon dan Israel, terutama setelah serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan pada akhir pekan lalu.
"Lingkungan keamanan di Lebanon masih rumit dan bisa berubah dengan cepat. Kedutaan Besar AS di Lebanon mengingatkan warganya untuk meninjau kembali imbauan perjalanan saat ini, yang mendesak mereka mempertimbangkan kembali rencana perjalanan ke Lebanon," ungkap Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Norwegia juga meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon, mengingat serangan baru yang terjadi dalam 24 jam terakhir yang berpotensi meningkatkan ketegangan antara Hizbullah dan Israel, sebagaimana dilaporkan oleh lembaga penyiaran Norwegia, TV2.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Irlandia menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon dan sangat merekomendasikan agar mereka yang sudah berada di sana segera meninggalkan negara tersebut.
Pada Sabtu (27/7/2024), militer Israel menginformasikan bahwa 12 orang muda dan anak-anak tewas akibat serangan di Dataran Tinggi Golan, dan Israel menuduh Hizbullah bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan diskusi keamanan dengan pejabat tinggi militer terkait serangan roket terbaru di Dataran Tinggi Golan, yang berlangsung di markas Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv.
Hizbullah telah membantah keterlibatannya dalam penembakan terhadap pemukiman Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Namun, pejabat Israel menyatakan bahwa konflik dengan Lebanon dapat segera terjadi. (des)