100 Persen Cakupan Pengukuran Balita se-Indonesia, Padang Panjang Diapresiasi BKKBN Sumbar -->

Iklan Cawako Sawahlunto

100 Persen Cakupan Pengukuran Balita se-Indonesia, Padang Panjang Diapresiasi BKKBN Sumbar

Senin, 22 Juli 2024

 

Suasana pertemuan tim percepatan Penurunan Stunting Padang Panjang.


Padang Panjang, fajarsumbar.com  Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatra Barat mengapresiasi Kota Padang  Panjang atas capaian 100 persen pertama di Indonesia cakupan balita yang diukur dan timbang pada Gerakan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting sejak 5 Juli lalu. 


Hal itu dikemukakan Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar diwakili Koordinator Satgas Stunting, Firdan Grita Sukma pada Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang dibuka Penjabat (Pj) Walikota, Sonny Budaya Putra, Senin (22/7) di balaikota setempat. 


Turut hadir, Ketua TP-PKK Kota, Sri Hidayani Sonny, SE, Ak, jajaran pejabat Pemko, kepala SLTP-SLTA, siswa-siswi SLTP- SLTA, dan undangan lainnya. 


“Padang Panjang bukan hanya mengejar target e-PPBGM, melainkan kualitas pengukuran, penimbangan balita di Posyandu, serta cakupan sasaran Posyandu menjadi lebih baik.  Inilah yang menjadi tolak ukur Padang Panjang, sehingga diketahui balita stunting,  diketahui tempat tinggalnya, intervensinya bagaimana. Jadi lebih riil,” katanya. 


Menurutnya, Padang Panjang bergerak secara perlahan tapi pasti. Harapannya, Padang Panjang  ke depan tidak lagi memberantas stunting,  namun  masuk pada tahapan mencegah. 


Pj Wako Sonny menyampaikan, data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) terjadi penurunan kasus stunting Kota sebanyak 1% dari 16,8% pada 2022 menjadi 15,8% pada 2023. Kendati begitu, ia meminta stunting di Padang Panjang bisa di bawah 14% melebihi target nasional. 


Penurunan angka stunting, lanjutnya, merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya Dinas Sosial PPKBPPPA dan Dinas Kesehatan saja. Sonny mengimbau stunting bisa ditanggulangi secara komprehensif, melibatkan seluruh stakeholder dari  hulu ke hilir. 


“Tetap kita lakukan intervensi melalui kegiatan di Posyandu, pemberian makanan tambahan. Lalu dari hulunya, pembekalan dan sosialisasi, diseminasi, pemberian vitamin tambah darah kepada remaja putri, sehingga tumbuh sehat,” katanya.


Kepala Dinas Sosial PPKBPPPA, Drs. Osman Bin Nur, M.Si mengatakan, memperhatikan kesehatan ibu sejak dini sangatlah penting. Edukasi pendewasaan usia pernikahan perlu diketahui yaitu perempuan pada usia minimal 21 tahun dan pria 25 tahun. 


“Ini merupakan bagian dari pencegahan stunting. Menjaga pola hidup sehat sejak remaja dapat mencegah stunting dari hulu. Remaja putri dapat mengonsumsi tablet tambah darah sebanyak satu tablet per minggu. Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, serta menerapkan pola makan  gizi seimbang,” terangnya. (syam)