. |
Painan - Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rusma Yul Anwar, menegaskan komitmennya untuk mendukung program Kemendikbudristek dalam upaya memperbaiki pendidikan di daerah.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, mengungkapkan bahwa lima tahun terakhir merupakan periode yang sangat berkesan dalam perjalanan kementeriannya.
"Memimpin gerakan Merdeka Belajar telah memberi kami pemahaman lebih mendalam tentang tantangan dan peluang yang ada dalam memajukan pendidikan Indonesia," kata menteri dalam pidatonya yang dibacakan oleh bupati saat upacara Hari Pendidikan Nasional di Painan, Kamis 2 Mei.
Upacara tersebut dihadiri oleh Ketua TP-PKK Titi Rusma Yul Anwar, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Salim Muhaimin, serta sejumlah pejabat eselon di lingkungan pemerintahan Kabupaten Pesisir Selatan.
Menurut menteri, mengubah sebuah sistem besar tidaklah mudah. Bukan tugas sederhana untuk merubah pandangan tentang proses pembelajaran.
Pada awal perjalanan ini, kita sadar bahwa perubahan memerlukan usaha keras. Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan.
Kemudian, saat kita mulai bergerak bersama, kita menghadapi tantangan besar yang tak terduga, yakni pandemi. Dampaknya mengubah proses belajar-mengajar dan cara hidup kita secara drastis.
Di sisi lain, pandemi memberi kesempatan untuk mempercepat perubahan. Dengan kerjasama, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali dengan lebih kuat.
Badai besar dan rintangan telah kita lewati bersama. Sekarang, kita mulai melihat perubahan di sekitar kita, digerakkan bersama dengan langkah yang selaras.
Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang kita bangun bersama melalui gerakan Merdeka Belajar.
"Kita sudah mendengar anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa bebas saat belajar di kelas. Kita sudah melihat guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-murid mereka," jelasnya.
Menteri melanjutkan, saat ini Indonesia telah menyaksikan mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi karena ruang belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus.
Anak-anak bangsa telah kembali merayakan karya-karya kreatif karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi.
Lima tahun bukan waktu yang singkat untuk memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang panjang untuk membuat perubahan menyeluruh.
"Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita lakukan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan menuju terwujudnya sekolah yang kita cita-citakan," tegasnya.(*)