Warga menyaksikan ganasnya banjir lahar dingin, Jumat 5 April 2024. (ist) |
Bukittinggi, fajarsumbar.com - Banjir lahar dingin yang berasal dari Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar), menyebabkan puluhan kendaraan roda dua maupun roda empat tersapu banjir. Lumpur hitam pekat merusak kendaraan-kendaraan tersebut, dengan kerugian ditaksir ratusan juta rupiah.
Banjir lahar dingin ini akibat hujan lebat yang terus menerus pada Jumat (5/4/2024) sore. Selain merusak kendaraan, banjir juga melanda lahan pertanian dan rumah-rumah warga.
Namun, dampaknya tidak hanya pada kendaraan dan lahan pertanian. Banjir lahar dingin Gunung Marapi juga memutus total ruas jalan lintas Bukittinggi-Padang. Daerah yang terdampak antara lain Air Angek Kabupaten Tanah Datar, serta Bukit Batabuah, Canduang, dan Sungai Puar Kabupaten Agam.
"Saya mendengar dan melihat aliran air meningkat dua kali lipat, pertama sekitar jam 15.00 WIB dan kemudian satu jam setelahnya, aliran kedua terdengar gemuruh," ujar Sutan Makmur (68), seorang warga Bukit Batabuah.
Aliran lahar dingin tersebut merusak sawah dan rumah warga, serta memutus akses jalan dan menyeret beberapa kendaraan.
Di Bukit Batabuah, aparat kepolisian, TNI, BPBD, dan warga berusaha membersihkan material banjir yang menutupi aliran air di bawah jembatan.
"Ada pengendara sepeda motor yang terseret, namun berhasil diselamatkan dan dievakuasi. Kami terus melakukan evakuasi dan membersihkan," kata Kapolresta Bukittinggi Kombespol Yessi Kurniati.
Ia menegaskan bahwa koordinasi dengan BPBD dan pihak terkait sedang dilakukan untuk membuka akses jalan yang terputus.
"Kami menunggu alat berat dan terus membersihkan karena material banjir menyumbat di jembatan. Kami meminta warga untuk tetap waspada," tambahnya.
Banjir lahar dingin Gunung Marapi menimbulkan kerusakan yang signifikan di sejumlah daerah di Sumatera Barat. Di daerah Air Angek Kabupaten Tanah Datar dan Bukit Batabuah, Canduang, serta Sungai Puar Kabupaten Agam, kerusakan akibat aliran air hitam pekat dari Gunung Marapi.
"Saya mendengar dan melihat aliran air meningkat dua kali lipat, pertama sekitar jam 15.00 WIB dan kemudian satu jam setelahnya, aliran kedua terdengar gemuruh," ujar Sutan Makmur (68), seorang warga Bukit Batabuah kepada wartawan.
Aparat terkait terus koordinasi dengan BPBD agar dapat membuka kembali akses jalan yang terputus akibat bencana tersebut.
Sementara itu, masyarakat yang terkena dampak banjir lahar dingin juga diminta untuk selalu waspada dan siaga menghadapi situasi yang mungkin masih berpotensi berbahaya.(ab)