Kontroversi Harga Nikel, Luhut Sebut Tom Lembong Sampaikan Informasi Tidak Akurat -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Kontroversi Harga Nikel, Luhut Sebut Tom Lembong Sampaikan Informasi Tidak Akurat

Kamis, 25 Januari 2024

Menko Luhut Binsar Pandjaitan.


Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menuduh Tom Lembong sebagai seorang pembohong karena memberikan informasi yang tidak akurat mengenai harga nikel.


Tom Lembong sebelumnya menyatakan bahwa harga nikel turun drastis karena adanya pembangunan smelter di Indonesia, termasuk dalam kerangka program hilirisasi yang diimplementasikan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).


Luhut mengecam pernyataan tersebut dan menyatakan kekecewaannya melalui video pendek yang diunggah di akun Instagramnya pada Rabu (24/1/2024). Ia menilai bahwa memberikan saran yang tidak benar kepada calon pemimpin yang didukung adalah tindakan yang menyedihkan dan meragukan intelektualitas seseorang.


Menurut Luhut, Tom Lembong sebagai mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan seorang pebisnis seharusnya melihat pergerakan harga nikel selama 10 tahun terakhir. Ia menjelaskan bahwa fluktuasi harga komoditas seperti batu bara, nikel, timah, emas, dan lainnya adalah hal yang umum di pasar. Namun, selama dekade terakhir, harga nikel dunia tetap stabil sekitar USD15.000.


Luhut menekankan bahwa penting untuk melihat data dalam jangka waktu yang panjang, mengingat siklus alami komoditas yang naik-turun. Ia juga memastikan bahwa pemerintah akan terus menjaga agar harga nikel di dalam negeri tidak melonjak tinggi. Langkah ini diambil untuk mencegah konsumen beralih ke sumber daya mineral lain dalam produksi baterai kendaraan listrik.


"Tom harus memahami bahwa jika harga nikel terlalu tinggi, itu sangat berisiko. Kita belajar dari kasus kobalt, tiga tahun lalu harganya sangat tinggi, dan orang akhirnya mencari alternatif baterai. Salah satu contohnya adalah lahirnya lithium ferro phosphate (LFP)," tegasnya.(BY)