Dialog budaya Gelanggang Arang di stasiun kareta api Padang Panjang. |
Padang Panjang, fajarsumbar.com - Kota Padang Panjang mendukung keberadaan Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS), lantaran memiliki arti penting bagi Padang Panjang sendiri.
Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Walikota, Sonny Budaya Putra ketika menjadi narasumber Dialog Budaya Galanggang Arang, Rabu (8/11) yang diselenggarakan di Stasiun Kereta Api Padang Panjang.
Menurut Sonny penetapan WTBOS sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2019 menjadi pengakuan terhadap arti penting tinggalan tersebut bagi peradaban dunia.
Menurutnya Sumatra Barat patut bangga, karena sampai hari ini baru ada enam warisan budaya yang ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.
“Masyarakat Padang Panjang memiliki peran dalam menjaga warisan budaya yang ada. Warisan yang memang harus kita jaga, dari setiap generasi ke generasi. Perlu dukungan semua, bahwa rasa memiliki itu harus dijunjung tinggi agar dapat terjaganya warisan budaya yang dimiliki.
Kata Sonny, WTBOS memiliki arti penting bagi Padang Panjang lantaran status warisan dunia yang divalidasi lembaga sekelas UNESCO tentu sebuah kehormatan dan branding yang tinggi bagi Padang Panjang dan enam kabupaten/kota yang menjadi bagian dari WTBOS.
“Padang Panjang sejajar dengan daerah lain yang memiliki warisan dunia. Misalnya Yogyakarta dengan Candi Prambanannya, Magelang dengan Candi Borobudurnya. Bahkan Roma di Italia dengan Colosseumnya,” terang Sonny.
Status tersebut menjadi sebuah peluang yang berharga, akan memberi nilai manfaat bagi kota ini dan masyarakatnya.
Sementara itu Fauzan Amril, M.Hum perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumbar yang juga menjadi narasumber, menyampaikan ada berbagai macam cagar budaya. Ada yang bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya di darat dan di air.
"Semuanya perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan kebudayaan melalui proses penetapan," jelasnya. (syam)