Kritik Meningkat Terhadap Serangan Rudal Rusia di Ukraina -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Kritik Meningkat Terhadap Serangan Rudal Rusia di Ukraina

Senin, 06 November 2023
Panglima militer Ukraina berada di bawah tekanan usai 20 tentara tewas akibat serangan mematikan Rusia


Ukraina- Para panglima militer Ukraina menghadapi kritik yang semakin besar atas serangan rudal Rusia yang baru-baru ini terjadi dan diduga telah menyebabkan banyak korban di pihak Ukraina.


Media Ukraina dan blogger militer Rusia melaporkan bahwa lebih dari 20 tentara Ukraina tewas dalam serangan yang terjadi saat upacara penghargaan pada Jumat (3/11/2023) di dekat garis depan selatan.


Saat ini, militer Ukraina belum memberikan jumlah korban yang disebutnya sebagai "tragedi" di wilayah Zaporizhzhia.


Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan bahwa insiden tersebut sebenarnya bisa dihindari.


“Proses pidana telah dimulai,” terang pemimpin Ukraina itu dalam sebuah postingan di media sosial pada Minggu (5/11/2023), dikutip BBC.


“Setiap prajurit di zona tempur – di garis tembak musuh dan pengintaian udara – tahu bagaimana berperilaku di tempat terbuka, bagaimana memastikan keselamatan,” lanjutnya.


Beberapa anggota militer dan pakar militer Ukraina mengkritik keputusan untuk menggelar upacara penghargaan di wilayah yang berisiko terkena serangan. Mereka mengungkapkan bahwa pesawat tak berawak Rusia terus-menerus memantau aktivitas pasukan Ukraina di dekat garis depan untuk memandu serangan udara dan artileri.


Rekaman drone yang diklaim sebagai momen serangan mematikan selama upacara tersebut telah muncul di saluran Telegram Rusia. Rekaman tersebut menunjukkan keberadaan jenazah yang diduga merupakan tentara Ukraina.


Militer Rusia hingga saat ini belum memberikan komentar resmi mengenai serangan tersebut.


Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, pada Sabtu (4/11/2023), mengkonfirmasi laporan media sebelumnya bahwa tentara Ukraina dari Brigade Serangan Gunung ke-128 "Zakarpattia (Transcarpathia)" tewas pada Jumat (3/11/2023). Ia juga memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas apa yang disebutnya sebagai "tragedi."


Komando Strategis Ukraina (StratCom) mengungkapkan bahwa rudal balistik jarak pendek Rusia, Iskander-M, digunakan dalam serangan tersebut. Sejumlah warga sipil juga terluka dalam kejadian tersebut.


Anggota parlemen Ukraina, Mykhailo Volynets, pada Minggu (5/11/2023), mengatakan bahwa 28 orang tewas dan 53 luka-luka dalam serangan tersebut, meskipun belum ada konfirmasi resmi.


Presiden Zelensky menegaskan keinginannya untuk "menetapkan kebenaran lengkap tentang apa yang terjadi dan mencegah kejadian serupa terjadi lagi."


Brigade 128 hingga saat ini belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ini.


Wilayah Transcarpathia di barat Ukraina, tempat sebagian besar korban diketahui berasal, mengumumkan tiga hari berkabung sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban.


Kyiv belum mengungkapkan secara terbuka lokasi serangan tersebut, meskipun laporan di media Ukraina mengindikasikan bahwa serangan terjadi di sebuah desa dekat garis depan.


Blogger militer Rusia menyuarakan keprihatinan mereka terhadap meningkatnya seringnya insiden semacam ini. Sementara itu, blogger pro-Kremlin menyoroti insiden serupa yang telah terjadi sebelumnya dan menekankan perlunya waspada.


Pengguna media sosial di Ukraina mengungkapkan kemarahan mereka dan menuntut pertanggungjawaban bagi para penyelenggara upacara penghargaan yang diduga berdampak buruk pada keselamatan tentara.(des)