Presiden FIFA, Gianni Infantino |
Presiden Federasi Sepakbola Dunia (FIFA), Gianni Infantino, sempat mengusulkan ide yang penuh harapan. Ia mengajak Israel dan Palestina untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 dengan harapan menjalin perdamaian melalui olahraga.
Pada tanggal 13 Oktober 2021, Gianni Infantino pertama kali mengunjungi Israel dengan cita-cita besar tersebut. Ia juga mengajak negara-negara Timur Tengah lainnya untuk turut serta sebagai tuan rumah, merespon dengan pertanyaan, "Mengapa kita tidak bisa memimpikan Piala Dunia di Israel dan tetangganya? Dengan kesepakatan Abraham, mengapa kita tidak menggelar Piala Dunia di Israel bersama para tetangga mereka di Timur Tengah dan Palestina," seperti yang ia sampaikan dalam wawancara dengan The Athletic.
Kesepakatan Abraham, sebuah perjanjian normalisasi yang melibatkan Israel, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko, telah membuka peluang kerja sama yang lebih erat antara Israel dengan negara-negara Timur Tengah tersebut. Gianni Infantino pun mendorong agar Israel dan Palestina bersatu sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030 dalam upaya menciptakan hubungan lebih harmonis di kawasan tersebut.
Namun, sayangnya, usulan Gianni Infantino tampaknya hanya akan menjadi angan belaka. Ketegangan antara Israel dan Palestina semakin meruncing, dengan konflik yang tak kunjung mereda. Peperangan antara kelompok pejuang Palestina, seperti Hamas, dengan Israel terus berlanjut, dan situasinya semakin tegang setelah serangkaian serangan balasan Israel terhadap wilayah Gaza.
Walaupun Majelis Umum PBB telah menyetujui resolusi tidak mengikat yang menyerukan "gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza," perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa gencatan senjata dalam perang melawan Hamas masih belum terwujud. Dalam konteks ini, cita-cita untuk menggelar Piala Dunia 2030 di Israel dan Palestina tampaknya semakin jauh dari kenyataan, mengingat ketegangan dan situasi yang masih sulit diatasi antara kedua pihak tersebut.(BY)