. |
Padang, fajarsumbar.com - Ilmu mitigasi kebencanaan gempa dan tsunami perlu selalu kita update sehingga masyarakat senantiasa siap mengahadapi bencana. Mitigasi bencana perlu dilakukan kepada masyarakat (sebelum bencana, saat bencana, dan setelah bencana terjadi).
Ketiga phase kegiatan mitigasi ini sudah dilakukan oleh Tim Pengabdi Masyarakat Universitas Negeri Padang tahun 2021, 2022 dan 2023 ini dalam satu kesempatan disela-sela Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat untuk kelompok Siaga Bencana di Siberut Selatan-Kepulauan Mentawai.
Hal ini disampaikan oleh Prof. Pakhrur Razi, Ph.D kepala Center of Disaster Monitoring and Earth Observation Universitas Negeri Padang pada Rabu 10 Oktober 2023.
Kegiatan ini berkaitan dengan Program Pengembangan Nagari Binaan (PPNB) UNP “Nagari Tangguh Bencana Menggunakan Pendekatan Multi Bahaya Di Siberut Selatan, Tanggal 10-12 Oktober 2023 Dibawah naungan Pusat Riset: Center of Disaster Monitoring and Earth Observation.
Tim tersebut dinamakan Tim bina desa Tangguh bencana yang terdiri dari 5 Orang yaitu Prof. Pakhrur Razi, Ph.D; Prof. Yohandri, Ph.D; Prof. Ifdil, Ph.D; Dr. Nofi Yendri Sudiar; dan Dr. Thamrin, M.M. Tim tangguh juga mendatangkan tiga orang Tenaga Ahli Traumatik Kounseling dari FIP UNP yaitu; Nilma Zola, S.Pd., M.Pd; Yola Eka Putri, S.Pd., M.Pd; dan Rima Pratiwi Fadhli, S.Pd., M.Pd.
Dalam operasional kegiatan, tim tangguh juga dibantu oleh dua orang mahasiswa, yaitu ; Frennadito Melnix dan Yona Mita Soma. Dalam pembukaan kegiatan Prof. Pakhrur Razi, Ph.D menyampaikan bahwa setiap terjadi bencana skala besar baik itu Longsor, Banjir, Gempa ataupun bencana lainnya akan selalu diikuti rasa trauma oleh Masyarakat.
Untuk itu perlu dilakukan pelatihan penanganan traumatic setidaknya bagi relawan siaga bencana sehingga relawan tersebut diharapkan mampu melakukan tugas-tugas penanganan traumatik tingkat dasar bagi Masyarakat didaerahnya.
Salah seorang pemateri Rima Pratiwi Fadhli, M.Pd, Disela kegiatan, tim kounseling ini juga memberikan Latihan senam otak yang diiring musik, yang salah satu tujuannya untuk melatih peserta untuk selalu fokus pada kegiatan pelatihan. Kegiatan senam otak ini sangat relevan bagi masyarakat yang terkena bencana besar yang mengalami trauma.
Salah seorang peserta yang berasal dari satuan pemadam kebakaran yang mewakili perserta pelatihan sangat merasakan manfaat dari ilmu yang didapat selama kegiatan berlangsung. Apalagi dalam dua hari kegiatan kami diberikan dasar keilmuan traumatic kounseling bencana dan penanaganan secara langsung bagi korban yang mengalami trauma.
Ilmu dan pengalaman ini dapat kami berikan pada anak saudara kami nantinya. Seterusnya kami sangat berharap, kegiatan ini perlu selalu kami dapatkan dari Tim Pengabdi dari Universitas Ngeri Padang.
Ungkap ANDI, yang sehari-hari aktif dibagian Damkar. Begitu juga tanggapan dari Ketua KSB Siberut Selatan sangat antusias mengatakan, walau kegiatan mitigasi bencana ini sudah berjalan tiga tahun, namun kami masih haus akan ilmu kebencanaan dari Tim UNP, apalagi daerah kami ini adalah daerah rawan gempa dan tsunami, yang berada dibagian terdepan yang akan dihantam bencana tersebut.
Selanjutnya, Teknik penanganan trouma langsung diujicobakan ke salah seorang peserta yang pernah mengalami trauma karena pernah hilang dan terombang-ambing ditengah laut 4 hari 4 malam.
Beliau mengungkapkan, selama ini setelah kejadian itu saya tidak kuat mendengar orang hilang ditengah laut, saya tidak bisa bicara, takut, dan tubuhku bergetar.
Setelah saya mengikuti pelatihan ini dan bisa melakukan kounseling traumatic pada tim pelatih, alhamdulilah rasa traumatic saya sekarang berkurang drastis, saya rasa berkurang 70%.
Itulah tanggapan beberapa peserta Ketika Tim bina desa Tangguh bencana UNP menanyakan keseluruhan peserta yang berjumlah 25 orang tersebut.(*)
Hal ini disampaikan oleh Prof. Pakhrur Razi, Ph.D kepala Center of Disaster Monitoring and Earth Observation Universitas Negeri Padang pada Rabu 10 Oktober 2023.
Kegiatan ini berkaitan dengan Program Pengembangan Nagari Binaan (PPNB) UNP “Nagari Tangguh Bencana Menggunakan Pendekatan Multi Bahaya Di Siberut Selatan, Tanggal 10-12 Oktober 2023 Dibawah naungan Pusat Riset: Center of Disaster Monitoring and Earth Observation.
Tim tersebut dinamakan Tim bina desa Tangguh bencana yang terdiri dari 5 Orang yaitu Prof. Pakhrur Razi, Ph.D; Prof. Yohandri, Ph.D; Prof. Ifdil, Ph.D; Dr. Nofi Yendri Sudiar; dan Dr. Thamrin, M.M. Tim tangguh juga mendatangkan tiga orang Tenaga Ahli Traumatik Kounseling dari FIP UNP yaitu; Nilma Zola, S.Pd., M.Pd; Yola Eka Putri, S.Pd., M.Pd; dan Rima Pratiwi Fadhli, S.Pd., M.Pd.
Dalam operasional kegiatan, tim tangguh juga dibantu oleh dua orang mahasiswa, yaitu ; Frennadito Melnix dan Yona Mita Soma. Dalam pembukaan kegiatan Prof. Pakhrur Razi, Ph.D menyampaikan bahwa setiap terjadi bencana skala besar baik itu Longsor, Banjir, Gempa ataupun bencana lainnya akan selalu diikuti rasa trauma oleh Masyarakat.
Untuk itu perlu dilakukan pelatihan penanganan traumatic setidaknya bagi relawan siaga bencana sehingga relawan tersebut diharapkan mampu melakukan tugas-tugas penanganan traumatik tingkat dasar bagi Masyarakat didaerahnya.
Salah seorang pemateri Rima Pratiwi Fadhli, M.Pd, Disela kegiatan, tim kounseling ini juga memberikan Latihan senam otak yang diiring musik, yang salah satu tujuannya untuk melatih peserta untuk selalu fokus pada kegiatan pelatihan. Kegiatan senam otak ini sangat relevan bagi masyarakat yang terkena bencana besar yang mengalami trauma.
Salah seorang peserta yang berasal dari satuan pemadam kebakaran yang mewakili perserta pelatihan sangat merasakan manfaat dari ilmu yang didapat selama kegiatan berlangsung. Apalagi dalam dua hari kegiatan kami diberikan dasar keilmuan traumatic kounseling bencana dan penanaganan secara langsung bagi korban yang mengalami trauma.
Ilmu dan pengalaman ini dapat kami berikan pada anak saudara kami nantinya. Seterusnya kami sangat berharap, kegiatan ini perlu selalu kami dapatkan dari Tim Pengabdi dari Universitas Ngeri Padang.
Ungkap ANDI, yang sehari-hari aktif dibagian Damkar. Begitu juga tanggapan dari Ketua KSB Siberut Selatan sangat antusias mengatakan, walau kegiatan mitigasi bencana ini sudah berjalan tiga tahun, namun kami masih haus akan ilmu kebencanaan dari Tim UNP, apalagi daerah kami ini adalah daerah rawan gempa dan tsunami, yang berada dibagian terdepan yang akan dihantam bencana tersebut.
Selanjutnya, Teknik penanganan trouma langsung diujicobakan ke salah seorang peserta yang pernah mengalami trauma karena pernah hilang dan terombang-ambing ditengah laut 4 hari 4 malam.
Beliau mengungkapkan, selama ini setelah kejadian itu saya tidak kuat mendengar orang hilang ditengah laut, saya tidak bisa bicara, takut, dan tubuhku bergetar.
Setelah saya mengikuti pelatihan ini dan bisa melakukan kounseling traumatic pada tim pelatih, alhamdulilah rasa traumatic saya sekarang berkurang drastis, saya rasa berkurang 70%.
Itulah tanggapan beberapa peserta Ketika Tim bina desa Tangguh bencana UNP menanyakan keseluruhan peserta yang berjumlah 25 orang tersebut.(*)