Pejuang Hamas terus membombardir Israel dengan ribuan rudal. |
Tel Aviv - Pejuang Hamas terus membombardir Israel dengan ribuan rudal sejak Sabtu (7/10/2023). Serangan tersebut telah mengakibatkan lebih dari 600 warga Israel tewas. Tidak hanya itu, beberapa pejabat penting Israel juga telah ditangkap dan ditahan sebagai bagian dari serangan yang terus berlanjut ini.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, berencana memperluas pertempuran dari Gaza ke Tepi Barat dan Yerusalem sebagai bagian dari upayanya untuk membebaskan Bangsa Palestina. Dalam pernyataannya, Haniyeh menyatakan, "Pagi ini adalah pagi kekalahan dan penghinaan bagi musuh kita, prajuritnya, dan para pemukimnya." Dia juga mengkritik negara-negara Arab yang selama ini dianggapnya lemah dan tidak mampu memberikan perlindungan kepada warga Palestina dari kekejaman Israel. Haniyeh menyayangkan banyak negara Arab yang ingin menormalisasi hubungan dengan Israel, menyebut bahwa semua perjanjian normalisasi tersebut tidak akan mampu menyelesaikan konflik Palestina.
Selain serangan dari Hamas, pejuang Hizbullah yang bermarkas di Lebanon juga turut ambil bagian dalam konflik ini dengan menembakkan puluhan roket di sepanjang perbatasan Dataran Tinggi Golan yang diduduki oleh Israel. Hizbullah menyatakan bahwa serangan mereka adalah sebagai tanda solidaritas dengan perlawanan Palestina. Militer Israel telah merespons serangan ini dengan menembakkan balik ke wilayah-wilayah Lebanon, tetapi hingga saat ini belum ada informasi segera mengenai korban yang mungkin terjadi. Tentara Israel mengklaim bahwa serangan tersebut berasal dari sisi perbatasan Lebanon.
Situasi semakin tegang dengan suara sirine yang terus meraung-raung untuk mengingatkan warga agar segera mengavakuasi diri mereka. Selain serangan rudal, Israel juga melancarkan serangan darat dengan artileri di wilayah tersebut. Salah satu titik fokus pertikaian adalah Peternakan Sheeba, yang direbut oleh Israel dari Suriah selama perang tahun 1967. Namun, Lebanon menganggapnya dan bukit-bukit Kfar Chouba di dekatnya sebagai bagian dari wilayah Lebanon. Dataran Tinggi Golan juga dianeksasi oleh Israel pada tahun 1981.
Konflik ini terus memanas, dan dunia internasional sedang memantau perkembangannya dengan cemas sambil berharap agar perdamaian segera dapat ditemukan di wilayah tersebut.(des)