Boikot Produk Makanan dan Barang Asal Israel di Indonesia -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Boikot Produk Makanan dan Barang Asal Israel di Indonesia

Selasa, 24 Oktober 2023
Boikot Brand-Brand Israel.


Jakarta - Konflik antara Israel dan Palestina yang telah berlangsung cukup lama, kini telah menjadi perhatian dunia. Dampaknya tidak hanya terbatas pada wilayah Timur Tengah, tetapi juga menciptakan gelombang boikot produk makanan dan barang asal Israel yang tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.


Inisiatif boikot terhadap produk-produk Israel dikampanyekan oleh gerakan BDS (Boikot, Divestasi, Sanksi). Gerakan ini menyerukan boikot terhadap perusahaan-perusahaan Israel dan perusahaan internasional yang terlibat dalam pelanggaran hak-hak Palestina.


Berikut adalah beberapa produk makanan dan barang asal Israel yang turut diboikot dunia:


Sabra

Salah satu produk yang mendapat sorotan adalah Sabra Hummus. Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama antara PepsiCo dan Strauss Group. Sayangnya, perusahaan makanan asal Israel ini memberikan dukungan finansial kepada tentara Israel.


Ahava

Produk kosmetik Ahava, yang cukup dikenal di beberapa negara, juga menjadi target boikot. Ahava memiliki lokasi produksi, pusat pengunjung, dan toko utama di pemukiman ilegal, sehingga menjadi sasaran kritik.


Sodastream

Sodastream, produsen peralatan pembuat air soda, juga masuk dalam daftar boikot. Perusahaan ini telah lama terlibat dalam penganiayaan dan diskriminasi terhadap pekerja Palestina, serta mendukung kebijakan penggusuran oleh Israel terhadap bangsa Palestina.


Buah dan Sayuran

Boikot juga mencakup buah-buahan dan sayuran asal Israel yang dianggap berasal dari tanah Palestina. Produk makanan Israel sering kali diberi label "Produksi Israel". Salah satu contohnya adalah jeruk shantang, yang telah menjadi populer di Indonesia sejak tahun 2012. Produk-produk semacam ini dipandang sebagai bagian dari kampanye yang mendukung hak-hak Palestina.


Boikot produk makanan dan barang asal Israel menjadi salah satu bentuk protes global atas konflik di Timur Tengah. Gerakan ini berusaha memberikan tekanan ekonomi kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia di Palestina. Dengan terus berkembangnya kesadaran akan konflik ini, penting untuk mengikuti perkembangan dan diskusi yang berkaitan dengan isu ini.(BY)