. |
Kuliah umum, menampilkan nara sumber, Ketua Komisi Nasional Disabelitas (KND) Dr. Dante Rigmalia. M.Pd dengan topik, sinergisitas KND dan Universitas Mewujudkan Pendidikan Inklusip di Perguruan Tinggi,
Rektor UNP Prof. Ganefri. Ph.D Dukungan Pemenuhan hak- hak Disabelitas dan Kepala Pusat Pelayanan Disabelitas Prof. Dr. Marlina M.Si Aksesnilitas dan Akomodasi Pembelajaran untuk Mahasiswa Disabelisalitas di Perguruan Tinggi dengan moderator Dr. Nofrion. M.Pd.
Kuliah Umum yang dibuka oleh Wakil Rektor I UNP Dr. Refnaldi, M.Litt itu, dihadiri para Wakil Rektor, Dekan, Dosen dan Mahasiswa.
Dalam paparannya materinya Rektor UNP Prof. Ganefri.P. hD yang disampaikan Wr I UNP Wr I UNP Dr. Refnaldi, M.Litt mengatakan, sirnergisitas yang bisa di lakukan antara UNP dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND) Nasional, terutama mengoptimalkan pengembangan minat bakat terhadap penyandang disabelitas.
Dalam rangka menujang tri darma perguruan tinggi UNP melakukan pendidikan, penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) terhadap penyandang disabilitas secara bersama dengan dosen dan mahasiswa serta implementasi program Merdeka Belajar di kampus.
"Tak hanya itu, namun UNP, juga mengadakan pertemuan ilmiah, seperti melaksakan kegiatan seminar, workshop tentang normalisasi pelayanan disabilitas dan konferensi tentang pendidikan inklusip," kata Refnaldi
Hal ini dimaksudkan untuk pengembangan sumber daya manusia, tidak hanya bagi dosen dan staf pengajar maupun terhadap tenaga kependidikan di UNP.
Di UNP saat ini sebut Refnaldi tercatat mahasiswa disabilitas sebanyak 55 orang yang tersebar pada beberapa Fakultas.
Dari sejumlah mahasiswa disabilitas tersebut, antara lain mereka menjalani pendidikan pada program studi (prodi) sisiologi, desain komunikasi visual sosial, prodi seni rupa, prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) 2 dan prodi komunikasi.
“Aksesibilitas mahasiswa disabilitas menjadi salah satu indikator perguruan tinggi inklusif," ucapnya.
Ketua Umum Komusi Nasional Disabilitas (KND) Dr. Dante Rigmalia M.Pd mengatakan, masih banyak penyandang disabilitas yang berjuang secara mandiri bersama keluarga mereka.
"Negara hadir, namun negara belum bisa secara optimal memberikan hak kepada mereka," imbuhnya.
Dari segi tingkat pendidikan penyandang disabilitas yang berdasarkan susenas, namun penyandang disabilitas yang menjalani pendidikan di perguruan tinggi hanya 2,8 persen dan sangat miris.
Dante membenarkan, memang penyandang disabilitas lulusan SD hanya 30 persen, lulusan SMP 14 dan lulusan SMA 11 persen.
Sementara yang didorong masuk ke perguruan tinggi jumlahnya tidak begitu banyak dan sulit, namun sebsiknya ada suatu proses yang bisa mendukung penyandang disabilitas itu, agar mereka bisa menjalani pendidikan di SD, SMP, SMA dan di Perguruan Tinggi.
Berbicara tentang kondisi angkatan kerja disabilitas di Indonesia, menurut Dante, masih didominasi oleh lulusan SD yang terdiri dari disabilitas penglihatan dan mobilitas, jari/tangan dan lainya.
Di kelompok disabilitas pendengaran dan komunikasi didominasi oleh angkatan kerja tamat SD yang (tidak memiliki ijazah).
Menurutnya, kondisi ini tentu saja akan menambah daya saing bagi penyandang disabilitas pada dunia kerja.
"Menyikapi kondisi tersebut, perguruan tinggi perlu melakukan tridarma perguruan tinggi (riset disabilitas PKM), yakni awareness campaign, sosialisasi penelitian dan semua berhak berprestasi, namun partisipasi tanpa diskriminasi," ujar Dante.
Dengan demikian, perlu menghargai, menghormati bahwa setiap indifidu memiliki kemampuan, pontensi, kebutuhan belajar dan perkembangan yang berbeda serta harus dilayani sesuai kondisi tersebut.
Seiring dengan hal itu, Ketua Umum KND mengapresiasi, UNP menerima mahasiswa disabilitas dengan memiliki pusat layanan disabilitas, adanya program studi pendidikan luar biasa, memiliki dosen dan tenaga pendidik disabilitas.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara UNP dengan KND dan penanda tanganan kerjsama antara KND Komisioner Wilayah Sumbar dengan Departemen Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
Agenda tersebut, ditandai tangani oleh Rektor UNP diwakili Wakil Rektor I Dr. Refnaldi, M.Litt dan Ketua Umum KND Dr. Dante Ragmalia.M.Pd.
Kemudian dilanjutkan dengan Launching Buku "Panduan Layanan Mahasiswa Disabilitas UNP".(R-Dz)
Kuliah Umum yang dibuka oleh Wakil Rektor I UNP Dr. Refnaldi, M.Litt itu, dihadiri para Wakil Rektor, Dekan, Dosen dan Mahasiswa.
Dalam paparannya materinya Rektor UNP Prof. Ganefri.P. hD yang disampaikan Wr I UNP Wr I UNP Dr. Refnaldi, M.Litt mengatakan, sirnergisitas yang bisa di lakukan antara UNP dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND) Nasional, terutama mengoptimalkan pengembangan minat bakat terhadap penyandang disabelitas.
Dalam rangka menujang tri darma perguruan tinggi UNP melakukan pendidikan, penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) terhadap penyandang disabilitas secara bersama dengan dosen dan mahasiswa serta implementasi program Merdeka Belajar di kampus.
"Tak hanya itu, namun UNP, juga mengadakan pertemuan ilmiah, seperti melaksakan kegiatan seminar, workshop tentang normalisasi pelayanan disabilitas dan konferensi tentang pendidikan inklusip," kata Refnaldi
Hal ini dimaksudkan untuk pengembangan sumber daya manusia, tidak hanya bagi dosen dan staf pengajar maupun terhadap tenaga kependidikan di UNP.
Di UNP saat ini sebut Refnaldi tercatat mahasiswa disabilitas sebanyak 55 orang yang tersebar pada beberapa Fakultas.
Dari sejumlah mahasiswa disabilitas tersebut, antara lain mereka menjalani pendidikan pada program studi (prodi) sisiologi, desain komunikasi visual sosial, prodi seni rupa, prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) 2 dan prodi komunikasi.
“Aksesibilitas mahasiswa disabilitas menjadi salah satu indikator perguruan tinggi inklusif," ucapnya.
Ketua Umum Komusi Nasional Disabilitas (KND) Dr. Dante Rigmalia M.Pd mengatakan, masih banyak penyandang disabilitas yang berjuang secara mandiri bersama keluarga mereka.
"Negara hadir, namun negara belum bisa secara optimal memberikan hak kepada mereka," imbuhnya.
Dari segi tingkat pendidikan penyandang disabilitas yang berdasarkan susenas, namun penyandang disabilitas yang menjalani pendidikan di perguruan tinggi hanya 2,8 persen dan sangat miris.
Dante membenarkan, memang penyandang disabilitas lulusan SD hanya 30 persen, lulusan SMP 14 dan lulusan SMA 11 persen.
Sementara yang didorong masuk ke perguruan tinggi jumlahnya tidak begitu banyak dan sulit, namun sebsiknya ada suatu proses yang bisa mendukung penyandang disabilitas itu, agar mereka bisa menjalani pendidikan di SD, SMP, SMA dan di Perguruan Tinggi.
Berbicara tentang kondisi angkatan kerja disabilitas di Indonesia, menurut Dante, masih didominasi oleh lulusan SD yang terdiri dari disabilitas penglihatan dan mobilitas, jari/tangan dan lainya.
Di kelompok disabilitas pendengaran dan komunikasi didominasi oleh angkatan kerja tamat SD yang (tidak memiliki ijazah).
Menurutnya, kondisi ini tentu saja akan menambah daya saing bagi penyandang disabilitas pada dunia kerja.
"Menyikapi kondisi tersebut, perguruan tinggi perlu melakukan tridarma perguruan tinggi (riset disabilitas PKM), yakni awareness campaign, sosialisasi penelitian dan semua berhak berprestasi, namun partisipasi tanpa diskriminasi," ujar Dante.
Dengan demikian, perlu menghargai, menghormati bahwa setiap indifidu memiliki kemampuan, pontensi, kebutuhan belajar dan perkembangan yang berbeda serta harus dilayani sesuai kondisi tersebut.
Seiring dengan hal itu, Ketua Umum KND mengapresiasi, UNP menerima mahasiswa disabilitas dengan memiliki pusat layanan disabilitas, adanya program studi pendidikan luar biasa, memiliki dosen dan tenaga pendidik disabilitas.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara UNP dengan KND dan penanda tanganan kerjsama antara KND Komisioner Wilayah Sumbar dengan Departemen Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
Agenda tersebut, ditandai tangani oleh Rektor UNP diwakili Wakil Rektor I Dr. Refnaldi, M.Litt dan Ketua Umum KND Dr. Dante Ragmalia.M.Pd.
Kemudian dilanjutkan dengan Launching Buku "Panduan Layanan Mahasiswa Disabilitas UNP".(R-Dz)