Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme pada Anggota PKK Kota Payakumbuh -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme pada Anggota PKK Kota Payakumbuh

Jumat, 22 September 2023
Foto bersama.


Payakumbuh - Kesehatan masyarakat merupakan faktor yang harus diperhatikan karena sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Lingkungan yang bersih akan memberikan manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan lingkungan yang tercemar. Di Kota Payakumbuh, pencemaran yang cukup perlu mendapatkan perhatian adalah pencemaran air dan tanah. 


Kota Payakumbuh adalah salah satu kota di Sumatera Barat yang mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang menampung sampah-sampah dari beberapa kota dan kabupaten yang ada di sekitar Kota Payakumbuh. Pengelolaan sampah pada TPA ini masih tergolong sederhana dan   kurang terolah dengan baik, sehingga menyebabkan kondisi lingkungan sekitar TPA menjadi tercemar. 


Penyumbang sampah terbesar pada TPA tersebut berasal dari sampah organik. Sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa sampah merupakan sisa-sisa bahan yang tidak dapat dimanfaatkan lagi, sehingga harus dibuang langsung ke tempat penampungan sampah yang ada di sekitar lingkungan, termasuk sampah organik rumah tangga yang berupa sisa sayuran dan buah-buahan. Padahal ternyata sampah organik masih dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang berguna bagi masyarakat itu sendiri, sehingga akhirnya dapat mengurangi pencemaran lingkungan. 


Salah satu pemanfaatan sampah organik rumah tangga dengan konsep ramah lingkungan adalah dengan pembuatan eco enzyme, yang dapat dimanfaatkan sebagai cairan pembersih serbaguna, pupuk tanaman yang ramah lingkungan, pengendali berbagai hama tanaman, dan sebagai pelestari lingkungan.


Di Kota Payakumbuh, pencemaran yang cukup perlu mendapatkan perhatian adalah pencemaran air dan tanah. Pencemaran air adalah kondisi masuknya berbagai zat dan komponen yang akan merusak kualitas air sehingga air tidak dapat dipergunakan sebagaimana seharusnya. Air yang sudah memiliki polutan yang tinggi akan memiliki bau yang kurang sedap, berubah warna dan memiliki rasa. Air dalam keadaan seperti ini sangat tidak layak untuk dipergunakan terutama untuk konsumsi manusia. Pencemaran air ini akan berakibat makhluk hidup dalam air akan mati sehingga akan terjadi kerusakan ekosistem.


Begitu juga dengan pencemaran tanah, pembuangan sampah dan penggunaan  pupuk kimia yang berlebihan menyebabkan menurunnya kualitas tanah yang berdampak langsung pada ekosistem manusia. Tanah akan menjadi rusak dan tidak subur yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit bagi manusia, hewan dan tumbuhan yang ada di dalam lingkungan sekitarnya.


Kota Payakumbuh adalah salah satu kota di Sumatera Barat yang mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang menampung sampah-sampah dari beberapa kota dan kabupaten yang ada di sekitar Kota Payakumbuh. Pengelolaan sampah pada TPA ini masih tergolong sederhana dan kurang terolah dengan baik, sehingga menyebabkan kondisi lingkungan sekitar TPA menjadi tercemar. 


Baik dari segi pencemaran air maupun pencemaran tanah. Air dan tanah disekitar TPA memiliki kualitas yang sangat memprihatinkan dan sudah mulai berdampak pada penurunan hasil pertanian daerah sekitar TPA, dan kesulitan mendapatkan air bersih, bau udara yang sudah tidak sedap, dan lain-lain.


Penyumbang sampah terbesar pada TPA tersebut berasal dari sampah organik. Sampah organik yang paling banyak berasal dari rumah tangga. Sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa sampah merupakan sisa-sisa bahan yang tidak dapat dimanfaatkan lagi, sehingga harus dibuang langsung ke tempat penampungan sampah yang ada di sekitar lingkungan, termasuk sampah organik rumah tangga yang berupa sisa sayuran dan buah-buahan. Padahal ternyata sampah organik masih dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang berguna bagi masyarakat itu sendiri, sehingga akhirnya dapat mengurangi pencemaran lingkungan (Sriyanti, Nurhayati, Yeni, & Defitri, 2022).


Salah satu pemanfaatan sampah organik rumah tangga dengan konsep ramah lingkungan adalah dengan pembuatan eco enzyme (Rifandi, Haksasi, Marliyah, & Harini, 2022). Eco enzyme merupakan larutan senyawa organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sampah organik, gula, dan air. 


Proses fermentasi menghasilkan gas O3 (ozon), dan hasil akhirnya larutan eco enzyme yang antara lain bermanfaat sebagai cairan pembersih serbaguna, pupuk tanaman yang ramah lingkungan, pengendali berbagai hama tanaman, dan sebagai pelestari lingkungan sekitar karena eco enzyme dapat menetralisasi berbagai polutan yang mencemari lingkungan (Yantri, Onoyi, Kurniawati, Windyati, Mursal, & Suyanto, 2022).


Anggota PKK kota Payakumbuh sebagai perwakilan dari masyarakat menjadi objek dari kegiatan ini. Dengan ikutnya anggota PKK dalam kegiatan ini diharapkan akan menjadi corong yang dapat menggerakkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Dan ke depannya TPA bukanlah menjadi tempat satu-satunya solusi pembuangan sampah bagi masyrakat.


Beberapa harapan dengan adanya kegiatan ini adalah:

a. Meningkatnya pemahaman tentang keadaan pencemaran lingkungan yang sedang terjadi

Pencemaran lingkungan merupakan susatu hal yang serius, dan harus ditanggulangi dengan baik

b. Meningkatnya pemahaman tentang pentingnya pengelolaan dan pengolahan sampah rumah tangga

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahwa sampah rumah tangga seharusnya dipilih dan dipilah di rumah terlebih dahulu sebelum kita memanfaatkan TPA.

c. Memanfaatkan sampah kulit buah dan sayur dalam pembuatan eco enzyme Setelah paham dengan bagaimana memilih dan memilah sampah rumah tangga, peserta diharapkan dapat memanfaatkan sampah terutama sisa kulit buah dan sayur dalam pembentukan dan pembuatan eco enzyme

d. Peningkatan pengetahuan tentang kegunaan eco enzyme dalam rumah tangga.

Eco enzyme merupakan cairan ajaib kaya akan manfaat. Dengan adanya eco enzyme, kebutuhan rumah tangga yang terkait dengan kebersihan misalnya kebersihan lantai, alat dapur, kamar mandi dan sebagainya dapat diganti menggunakan eco enzyme. Eco enzyme merupakan produk yang ramah lingkungan sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan terutama tanah dan air.


e. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga


Dengan adanya eco enzyme, rumah tangga dapat mengurangi biaya-biaya yang terkait dengan konsumsi detergen, alat cuci yang sifatnya kimia.


Pemasangan spanduk pada tanggal 21 Juli 2023 di tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian yakni di Bank Sampah Liberti kelurahan Padang Tinggi Piliang, kecamatan Payakumbuh Barat kota Payakumbuh, oleh tim pengabdi.


Pemasangan Spanduk


Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada hari Sabtu Tanggal 22 Juli 2023, yang berlokasi di Bank Sampah Liberti, yang beralamat di Kelurahan Padang Tinggi Piliang Kecamatan Payakumbuh Barat. Peserta yang menjadi Masyarakat sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini hadir sesuai seperti yang telah direncanakan, yakni sebanyak 20 peserta. Mereka semua adalah anggota ibu – ibu PKK Kelurahan Padang Tinggi Piliang Kecamatan Payakumbuh Barat. 


Peserta lainnya yang tanpa diduga kehadirannya adalah beberapa anak Sekolah Dasar dengan didampingi oleh guru mereka dalam rangka pengenalan eco enzyme, terkait dengan tugas sekolah mereka. Semua tim pengabdi juga hadir pada pelaksanaan acara pengabdian ini, baik tim pengabdi yang sebagai dosen yaitu Musbatiq Srivani, Ranny Fitriana Faisal dan Resi Pratiwi maupun tim pengabdi yang sebagai mahasiswa yakni Besti Amelia, Mutiara Lindya Putri dan Rahma Kemala Sari.


Narasumber yakni Ibu Sisca Damayanti alhamdulillah dapat hadir bersama tim beliau dan memberikan pemaparannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pembina Bank Sampah Liberti yakni Ibu Rahmanida S.Sos juga hadir dan sekaligus memberikan sambutan, demikian juga dengan tim pengabdi dan selanjutnya langsung ke tahapan pelaksanaan  Adapun tahap pelaksanaan ini terdiri atas 2 (dua) bagian yakni. Tahap penyuluhan dan tahap pembuatan Eco Enzym.    


1. Tahap Penyuluhan

Pada tahap penyuluhan ini narasumber memulai pemaparannya dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan Eco Enzyme dan segala hal yang terkait dengan Eco Enzym ini. Adapun pemaparan ataupun penyuluhan ini mencoba memberikan pengetahuan yang cukup dan dirasa sangat perlu terutama bagi ibu – ibu PKK yang kesehariannya bergelut dengan sampah, apalagi sampah rumah tangga terkhususnya sampah organic. 


Pemaparan yang diberikan oleh Ibu Sisca Damayanti sebagai pegiat Eco Enzym menjelaskan mengenai betapa pentingnya peranan ibu – ibu rumah tangga dalam menjaga lingkungan sekitarnya, tentunya dimulai dari rumah mereka sendiri. Setiap hari bisa dipastikan para ibu rumah tangga dalam hal ini ibu – ibu PKK Kelurahan Padang Tinggi Piliang pastilah bergelut dengan sampah – sampah organic di antaranya sampah – sampah sayuran dan buah. Sampah – sampah sayuran dan buah ini merupakan bahan pokok atau bahan utama dalam pembuatan Eco Enzyme. 


Pemaparan yang diberikan oleh Ibu Sisca Damayanti termasuk mengenai betapa sangat bermanfaatnya Eco Enzym untuk memperbaiki kualitas air sungai yang sudah tercemar dengan memberikan contoh beberapa daerah di Indonesia yang sudah melakukan hal tersebut, termasuk  di Kota Payakumbuh  Selain itu, narasumber juga menjelaskan berbagai manfaat lainnya dari Eco Enzyme seperti bahan untuk mencuci piring, bahan untuk desinfektan atau bahan untuk pel lantai. Bahkan yang mungkin tidak diduga adalah pemanfaatan eco enzyme untuk kesehatan kulit, termasuk untuk perawatan luka bakar. Semua paparan tersebut disampaikan dengan ringkas dan jelas dengan ditunjang oleh peralatan/sound system yang sangt baik, yang disediakan oleh Bank Sampah Liberti.


Narasumber juga menjelaskan secara detail apa saja bahan – bahan yang harus disediakan untuk pembuatan eco enzyme ini, di antaranya sampah buah, sampah sayuran, air, gula aren, air beserta wadah plastic sebagai media atau tempat pembuatan Eco enzyme ini. 


Tiga bahan utama pembuatan eco enzym yaitu pertama adalah air. Adapun jenis air yang dapat digunakan dalam pembuatan eco enzyme ini yaitu :


1. Air  sumur

2. Air hujan (yang ditampung langsung dari langit (tidak) melalui genteng/atap dan pipa) dan sebaiknya diendapkan selama 24 jam

3. Air buangan ac

4. Air isi ulang/air galon

5. Air pdam (yang didiamkan selama minimal 24 jam agar kaporit mengendap dan bisa dipisahkan)


Bahan yang kedua adalah gula. Namun tidak semua jenis gula dapat digunakan untuk pembuatan eco enzyme ini. Gula yang dapat digunakan untuk pembuatan eco enzyme ini adalah 

1. Molase cair

2. Molase kering

3. Gula aren

4. Gula kelapa

5. Gula lontar


Pada kegiatan pengabdian ini, gula yang digunakan adalah gula aren, yang juga sudah disediakan oleh pengurus/ketua bank sampah Liberti. 


Adapun bahan utama yang ketiga adalah buah – buahan. Untuk buah – buahan, yang sangat perlu diperhatikan adalah mengenai busuk atau tidaknya buah tersebut. Kenapa demikian? Karena hal ini akan mengganggu proses fermentasi eco enzyme. Buah – buahan yang sudah dimasak tidak boleh digunakan, demikian juga dengan buah – buahan yang sudah membusuk atau berjamur dan juga yang sudah berulat atau berbelatung. Jadi, sampah buah – buahan yang digunakan adalah sampah buah – buahan segar atau kulit buah – buahan segar.


Ketiga bahan utama pembuatan eco enzyme disatukan dalam sebuah wadah, untuk didiamkan selama 3 bulan dalam rangka pembentukan fermentasi sehingga eco enzyme dapat terbentu. Ada berbagai macam wadah yang dapat digunakan dalam pembuatan eco enzyme ini, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Wadah yang digunakan untuk pembuatan eco enzyme pada hari ini adalah air botol mineral ukuran 1,5 L.


Setelah semua bahan Eco Enzym ditempatkan dalam wadah botol kemasan 1,5 L, maka biarkan larutan tersebut selama kurang lebih 3 bulan. Untuk menghindari kontaminasi,  tempatkan wadah larutan  fermentasi di tempat yang:


- tidak terkena sinar matahari  langsung

- Memiliki sirkulasi udara yang  baik

- Jauh dari Wi-Fi, WC, tong  sampah, tempat pembakaran  sampah, dan bahan-bahan  kimia.


Selama proses fermentasi terjadi, yakni selama 3 bulan, lakukan pengecekan terhadap larutan fermentasi dengan cara membuka tutup wadah larutan ini setelah seminggu (di hari ke-7), kemudian dihari ke-30 dan di hari ke-90. Hal yang harus diperhatikan selama pengecekan adalah apakah ada belatung dalam larutan fermentasi dan apakah larutan tersebut berbau got. Kenapa hal ini bisa terjadi? Hal ini dapat terjadi karena adanya kontaminasimikroba ‘tidak  baik.’ 


Kemungkinan disebabkan oleh karena  lokasi penempatan wadah  kurang baik. Bagaimana cara mengatasinya? Perbaiki kerapatan wadah.  Tempatkan wadah (tertutup) di  bawah sinar matahari pagi selama  30 menit selama 3 hari, dan periksa dan cek kembali setelah 7 hari. Bagaimana jika selama kurun waktu tersebut larutan masih berbau got? Atau dengan kata lain  bau got tidak hilang setelah 3  hari penjemuran dan total 7 hari, maka yang harus dilakukan adalah  dengan menambah gula sebanyak takaran semula, lalu fermentasikan kembali selama 1 bulan. 


Selama tahap penyuluhan ini, narasumber juga memberikan sesi tanya jawab kepada semua peserta. Ibu – ibu PKK kelurahan Padang Tinggi Piliang ini sangat antusias dengan penjelasan yang diberikan oleh ibu narasumber, jadi mereka tidak sungkan untuk bertanya perihal masalah yang mereka kurang mengerti. Demikian juga dengan peserta murid Sekolah Dasar yang datang Bersama guru mereka. Mereka juga dengan sungguh – sungguh melakukan intruksi dan arahan dari narasumber selama pembuatan larutan fermentasi eco enzyme dilakukan.


2 Tahap Pembuatan Eco Enzyme

      Tahapan pelaksanaan pembuatan Eco Enzyme ini merupakan acara puncak atau acara inti pada kegiatan pengabdian masyarakat ini. 


Adapun bahan – bahan yang akan digunakan untuk pembuatan Eco Enzym pada hari ini adalah:


- Botol 1.5 liter 1 bh/org (sebanyak peserta yang hadir)

- Sayur dan kulit buah @300gr/org

- Gula merah @100gr/org

- Air dengan maksimal jumlahnya yaitu 60% dari kapasitas  wadah yang digunakan, di sini menggunakan wadah botol air mineral dengan kapastitas 1.5 liter, artinya air yang akan ditempatkan di wadah adalah sebanyak 0.9 liter.

- Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam wadahnya, wadah ditutup rapat dan dilabeli dengan tanggal hari ini, 22 Juli 2023.


 Semua peserta melakukan proses pembuatan larutan eco enzyme berdasarkan arahan dari ibu narasumber. Semua peserta mengikuti proses pembuatan larutan eco enzyme ini dengan serius dan sangat antusias. Setelah proses pembuatan larutan selesai, acara dilanjutkan dengan arahan dan kesimpulan dan juga sekaligus penutupan rangkaian acara oleh Ibu Ketua bank sampah Liberti, Ibu Rahmadina. (***)



DAFTAR PUSTAKA

Rifandi, R. A., Haksasi, B. S., Marliyah, L., Harini, (2022). “Pelatihan Pembuatan Eco enzym dengan Memanfaatkan Sampah Organik pada Kelompok Masyarakat Desa Samirono Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang”, MANGGALI:Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, 2 (2), 193-

200. DOI : https://doi.org/10.31331/manggali.v2i2.2196

Sriyanti, E., Nurhayati, Yeni, A., Defitri, S. Y. (2022). “Membangun Usaha Dengan Olah Sampah Rumah Tangga (“Dulu Sampah Sekarang Berkah“) Di Nagari Koto Laweh, Kab.Solok”. Sejahtera: Jurnal Inspirasi Mengabdi Untuk Negeri, 2 (1), 23-26. DOI : https://doi.org/10.58192/sejahtera.v2i1.385

Yantri, O., Onoyi, N. J., Kurniawati, E, Windyati, D. T., Mursal, Suyanto, (2022). “Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Eco enzymeesebagai Pupuk Dan Cairan Fermentasi Serba Guna Di Kelurahan Pamak, Kecamatan Tebing

– Kabupaten Karimun”. J-PIS: Jurnal Pengabdian Ibnuu Sina, 1 (2) 76-81.