Nadia... Cepat Sembuh Ya Nak... -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Nadia... Cepat Sembuh Ya Nak...

Selasa, 22 Agustus 2023
Nadia Oktaviani terbaring koma di rumahnya di Talawi.


Sawahlunto, fajarsumbar.com - Satu doa, satu harapan, mengiringi perjuangan seorang ibu, Yulidar (49), dari Dusun Taratak Capo, Desa Talawi Hilie, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar). Harapan itu ditujukan pada kesembuhan anaknya, Nadia Oktaviani (21), yang saat ini terbaring dalam koma.


Kisah tragis ini bermula pada Minggu, 16 Juli 2023. Sebuah pagi yang cerah berubah menjadi momen yang menggetarkan hati. Kecelakaan lalu lintas yang diduga merupakan hasil dari tabrak lari di depan Kampus UNP Kota Padang menghantam Nadia, membuatnya tak sadarkan diri. Waktu menunjukkan pukul 09.06 pagi, saat itu Nadia baru saja mengikuti kegiatan Car Free Day.


"Nadia Sembuhlah Nak...!" Jeritan hati ibu Yulidar terdengar seolah meresapi udara. Di balik mata haru dan tangis yang tiada henti, ibu ini merawat sang anak dengan penuh kasih sayang. Meskipun Nadia berada dalam kondisi yang rapuh, tekad ibu Yulidar tak pernah kendur.


Setelah menjalani perawatan intensif selama 23 harian di Rumah Sakit Kota Padang, Nadia akhirnya diperbolehkan pulang. Alasan medis menyatakan bahwa kondisi fisiknya telah pulih, namun kesadaran Nadia masih belum kembali. Keluarga pun tak patah semangat, berusaha memberikan dorongan dan semangat agar Nadia segera bangkit dari tidur panjangnya.


Namun, takdir berkata lain. Nadia masih terjaga dalam tidur yang tak terhingga. Pekerja muda di sebuah konveksi di Kota Padang ini, yang dulu penuh semangat dan cita-cita, kini hanya bisa terbaring lemah dalam koma. Malam demi malam berlalu, dan kali ini Nadia dibawa ke RSUD Sawahlunto untuk pemeriksaan lebih lanjut.


"Nadia, Sembuhlah Dik...!" Seruan tulus dari saudara perempuan Nadia, Yeni (30), menggema di sekitar rumah sakit. Perjuangan keluarga terus berlanjut, tidak pernah pudar meskipun badai keputusasaan mencoba mendekat. Menurut dokter, Nadia perlu perawatan "Home Care" di rumah. Ini adalah langkah yang berat, karena seluruh biaya harus dikeluarkan oleh keluarga. Sewa perawat, alat-alat medis, semuanya menjadi tanggungan mereka.


Ayat-ayat suci Alquran mengiringi langkah-langkah penuh keikhlasan keluarga ini. Setiap hari adalah sebuah perjuangan, bukan hanya melawan waktu tetapi juga menghadapi ujian paling berat. Tapi dalam segala keterbatasan dan kesulitan, mereka bertahan. Nadia bukan sekadar nama, ia adalah cerita tentang kekuatan keluarga, tentang doa yang tak pernah putus, tentang keberanian yang tak tergoyahkan.


Semuanya berdoa dan berharap agar Nadia kembali kepada kami. Semoga ia bangun dari tidurnya yang panjang, membuka mata dan tersenyum seperti dulu. Dan dalam doa-doa, merangkul keluarga ini dengan cinta dan dukungan. Berdiri bersama, mengirimkan energi positif, dan memohon pada Yang Maha Kuasa agar Nadia agar kembali pulih seperti semula.


Di antara dinginnya malam dan cahaya bintang yang bersinar di langit, keluarga Nadia terus berpegang pada tali harapan. Mereka tidak hanya merawat tubuh Nadia yang terbaring lemah, tetapi juga merawat roh dan semangatnya. Tiap senyuman, setiap kata-kata penuh kasih, menjadi pelukan tak terlihat yang mengelilingi Nadia di dunia yang sekarang hanya ia yang mengenalinya.


Setiap hari adalah sebuah perjuangan melawan waktu dan rasa putus asa. Tapi di tengah semua itu, mereka menemukan kekuatan dalam persaudaraan dan cinta keluarga. Mereka merangkul Nadia dengan doa, dengan cerita-cerita indah tentang masa lalu, tentang mimpi-mimpi yang belum tercapai, dan tentang masa depan yang masih menanti.


Pagi-pagi mereka mengawali hari dengan doa, menghadap pada Yang Maha Kuasa dengan hati yang penuh keikhlasan. Mereka tidak pernah menyerah, tidak pernah lelah mengajak Nadia untuk bangkit. Ibu Yulidar yang selalu ada di samping tempat tidur Nadia, mengusap lembut pipinya, mengucapkan kata-kata penyemangat, seakan-akan suara itu adalah energi penyembuh yang mengalir dari hatinya.


Di dalam ruangan yang dipenuhi oleh harapan, terdapat keajaiban yang tak terlihat oleh mata. Keajaiban dalam bentuk kekuatan cinta yang mampu mengubah segalanya. Kekuatan yang mampu membuka pintu kesadaran Nadia, meskipun belum terlihat tanda-tanda itu saat ini.


Dan saat matahari terbenam, ketika langit berubah menjadi warna oranye dan merah, keluarga Nadia tetap bersama. Mereka membacakan ayat-ayat suci Alquran, merasakan kehangatan dalam ketenangan dan kebersamaan. Dalam setiap sujud dan doa, mereka mengirimkan pesan cinta dan harapan untuk Nadia.


Nadia... Cepat Sembuh Ya Nak... Tak hanya kata-kata, tetapi getaran tulus dalam suara itu menembus ruang dan waktu, mengguncangkan alam semesta. Semua doa-doa, semua kekuatan positif, mereka kumpulkan dan kirimkan kepada Nadia, sebagai bukti bahwa cinta dan harapan mampu merobah segalanya.


Sebuah kisah tentang kesabaran, keberanian, dan keyakinan. Kisah tentang keluarga yang tak pernah menyerah, yang memancarkan cahaya dalam kegelapan. Nadia adalah pahlawan dalam kisah ini, tempat di mana semua energi positif bertemu dan menyatu.


Semua berdoa untuk mu, Nadia. Semuanya berharap agar cahaya kesembuhan menyinari jalan mu. Semua doa dan harapan yang dokirimkan semoga menghampiri dirimu dan merangkulmu erat. Dan suatu hari nanti, akan mendengar cerita tentang keajaiban kesembuhanmu, tentang bagaimana cinta dan doa telah mengantarimu kembali kepada kami. Nadia... Cepat Sembuh Ya Nak...(ton)