Sejarah Pesantren Gontor Tidak Terlepas dari Thawalib Padang Panjang -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Sejarah Pesantren Gontor Tidak Terlepas dari Thawalib Padang Panjang

Senin, 26 Juni 2023

 

.

Padang Panjang, fajarsumbar.com  - Berdirinya Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur tidak terlepas dari Sumatra Thawalib Padang Panjang. Salah seorang pendirinya Kiai Imam Zarkasy pada 1930-an belajar di Thawalib Padang Panjang, dan hasil belajar tersebut dibawa ke Gontor.


Hal tersebut disampaikan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, K.H. Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasy ketika berkunjung ke Thawalib Padang Panjang, Sabtu (24/6).


Sekretaris Yayasan Thawalib, Irwan Natsir melalui rilisnya Minggu (25/6) menyebutkan, kunjungan tersebut merupakan kegiatan napak tilas Pendidikan Kiai Imam Zarkasy di Thawalib Padang Panjang yang turut dihadiri Rektor Universitas Darusssalam Gontor  Prof.Dr. Hamid Fahmi Zarkasy, M.Phil, dan rombongan lainnya dari Gontor.


Dalam pertemuan dengan jajaran Thawalib, Kiai Amal Fathullah mengatakan, kunjungan mereka ke Thawalib untuk melakukan napak tilas tempat salah seorang pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor belajar. 


Dijelaskannya, setelah belajar di Sumatra Thawalib, Kiai Imam Zarkasy kemudian juga melanjutkan ke Normal School di Padang. 


“Hasil belajar di Thawalib dan Normal School tersebut menjadi landasan dalam pengelolaan Pesantren Gontor,”  jelas Kiai Amal.


Disebutkannya, apa yang dipergunakan dalam pengajaran di Pondok Modern Darusalam Gontor, di antaranya juga diajarkan di Thawalib. 


“Jadi apa yang Kiai Imam Zarkasy pelajari di Thawalib, kemudian menjadi bagian dari apa yang dijadikan dalam membangun Gontor,” jelasnya.


Hal senada juga disampaikan Kiai Hamid Fahmi Zarkasy. Menurutnya, dengan Kiai Imam Zarkasy belajar di Thawalib dan kemudian Gontor berkembang maju seperti saat ini, hal itu tidak bisa terlepas dari Thawalib Padang Panjang.


Dalam pertemuan berlangsung sekitar 1,5 jam itu, Kiai Amal dan Kiai Hamid bercerita panjang lebar selain hubungan emosional tersebut, juga bagaimana perkembangan Gontor sejak didirikan sampai saat ini.


Ketua Yayasan Thawalib, Abrar mengatakan, kunjungan keluarga besar Gontor ke Thawalib semakin meneguhkan bagaimana hubungan emosional yang telah terbangun selama ini.


“Hubungan emosional yang terbangun begitu kuat sejak Kiai Imam Zarkasy belajar di Thawalib sampai saat ini. Bahkan, bisa dikatakan Thawalib Padang Panjang adalah kampung kedua Kiai Imam Zarkasy setelah Gontor,” katanya.


Irwan Natsir menambahkan, antara Thawalib dan Gontor semakin erat hubungan emosionalnya dengan adanya lulusan Thawalib yang kuliah di Universitas Darussalam Gontor, serta adanya tamatan Gontor yang tugas mengabdi di Thawalib Padang Panjang.


Dikatakan Irwan, sebagai salah seorang pendiri Gontor, Kiai Imam Zarkasy pada 1930 belajar di Thawalib tatkala dipimpin Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim. Lokasi sekolah di Jalan Abd. Hamid Hakim No 12 Padang Panjang. 


Lokasi tersebut merupakan pindahan setelah bangunan Surau Jembatan Besi yang menjadi cikal bakal berdirinya Thawalib Padang Panjang runtuh terkena gempa dahsyat pada 1926.


Pada tahun 1930-an santri Thawalib datang dari berbagai daerah di Indonesia termasuk dari Malaysia dan negara tetangga lainnya.


"Selain Kiai Imam Zarkasy, pada zaman tersebut lulusan Thawalib bukan saja sebagai alim ulama melainkan juga aktif dalam berbagai posisi dan jabatan. Seperti Teuku Ali Hasjmy yang menjadi Gubernur Aceh," kata Irwan. (rel/syam)