Sedikitnya 120 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan lebat di Kinshasa, Kongo. |
KINSHASA - Sedikitnya 120 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan lebat di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo.
Berdasarkan dokumen pemerintah yang dilihat Reuters pada Selasa (13/12/2022), seluruh kawasan dibanjiri air berlumpur. Selain itu, rumah serta jalan juga rusak termasuk jalan raya N1 yang menghubungkan Kinshasa ke pelabuhan laut utama Matadi.
Kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan mengatakan N1 akan ditutup selama 3-4 hari, sebagaimana dikutip iNews.id.
Jumlah korban tewas didata oleh Manajemen Umum Migrasi, bagian dari kementerian dalam negeri. Diketahui jumlah korban tewas terus bertambah.
Menteri Kesehatan Jean-Jacques Mbungani Mbanda mengatakan, pihaknya telah mencatat ada 141 orang tewas. Tetapi jumlah itu perlu diperiksa silang dengan departemen lain.
Gambar-gambar yang diposting di Twitter oleh juru bicara pemerintah Kongo Patrick Muyaya menunjukkan sebuah jalan utama rusak parag pasca-banjir surut. Kerumunan orang yang menyaksikan kerusakan tersebut.
"Di Jalan Nasional 1 ada lubang besar. Hanya pejalan kaki yang bisa lewat. Kami tidak mengerti bagaimana air memotong jalan," kata warga setempat Gabriel Mbikolo.
Kota Kinshasa awalnya merupakan desa nelayan di tepi Sungai Kongo. Namun desa itu tumbuh menjadi salah satu kota besar terbesar di Afrika dengan populasi sekitar 15 juta jiwa.
Urbanisasi cepat yang tidak diatur dengan baik telah membuat kota ini semakin rentan terhadap banjir bandang setelah hujan lebat. Parahnya lagi, bencana itu makin sering terjadi akibat perubahan iklim.
Sebelumnya, pada 2019, sedikitnya 39 orang tewas di Kinshasa ketika hujan deras membanjiri kawasan dataran rendah dan beberapa bangunan runtuh dan jalanan rusak. (*)