Aksi Protes Pasca-Kematian Mahsa Amini Terus Berlanjut, 83 Orang Tewas -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Aksi Protes Pasca-Kematian Mahsa Amini Terus Berlanjut, 83 Orang Tewas

Jumat, 30 September 2022

Aksi protes terus berlanjut di beberapa kota di Iran pasca-kematian Mahsa Amini di tahanan polisi moral.


TEHERAN - Aksi protes terus berlanjut di beberapa kota di Iran pasca-kematian Mahsa Amini di tahanan polisi moral. Total korban tewas dalam aksi yang berlangsung ricuh mencapai 83 orang.  


"Setidaknya 83 orang termasuk anak-anak, dipastikan tewas dalam #IranProtests," kata Iran Human Rights, sebuah kelompok yang berbasis di Norwegia, di Twitter, Kamis (29/9/2022).


Dilansir dari Reuters, jumlah korban tewas meningkat akibat tindakan keras pihak berwenang. Video yang diposting di Twitter menunjukkan demonstran menyerukan jatuhnya pendirian ulama di Teheran, Qom, Rasht, Sanandaj, Masjed-i-Suleiman dan kota-kota lain,sebagaimana dikutip iNews.id.


Televisi pemerintah mengatakan polisi telah menangkap sejumlah besar "perusuh". Sayang mereka tak memberikan jumlah yang pasti. Kelompok hak asasi mengatakan puluhan aktivis, mahasiswa dan seniman telah ditahan. Komite Perlindungan Jurnalis mengatakan di Twitter, pasukan keamanan telah menangkap setidaknya 28 wartawan pada 29 September.


Presiden Ebrahim Raisi mengatakan, kerusuhan itu merupakan upaya terbaru kekuatan Barat yang bermusuhan terhadap Iran sejak revolusi Islam pada 1979.


"Musuh telah melakukan kesalahan komputasi dalam menghadapi Islam Iran selama 43 tahun, membayangkan bahwa Iran adalah negara lemah yang dapat didominasi," kata Raisi di televisi pemerintah.


Sementara itu, menteri luar negeri Jerman pada Kamis (29/9/2022) menyatakan harapannya agar Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran setelah kematian Amini. Di Norwegia, beberapa orang berusaha memasuki kedutaan Iran di Oslo selama demonstrasi yang diwarnai kemarahan.  


"Dua orang luka ringan, sementara polisi menahan 95 orang," lapor penyiar publik NRK.  Sebagai informasi, Mahsa Amini (22) dari Kota Kurdi Iran Saqez, ditangkap di Teheran. 


Polisi moral menganggap cara berpakaiannya tidak sesuai. Cara berpakaian perempuan di Iran diatur secara ketat. Kematiannya telah memicu demonstrasi besar pertama oposisi di jalan-jalan Iran sejak pihak berwenang membubarkan protes terhadap kenaikan harga bensin pada 2019. (*)