Ketua TP-PKK Tanah Datar Ny. Lise memberikan sambutan tentang cegah Stunting dengan pola asuh anak |
Tanah Datar, fajarsumbar.com - Pola asuh anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak atau stunting. Stunting berkaitan erat dengan aspek prilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makanan bagi bayi dan balita.
Hal itu dikatakan Ketua TP-PKK Ny. Lise Eka Putra ketika menjadi narasumber, pada saat pertemuan lokus Kampung Keluarga Berkualitas, di Aula Kantor Wali Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan, Jumat kemarin.
Ny. Lise katakan lagi, stunting atau gagal tumbuh pada bayi, yang berakibat anak balita lebih pendek dari anak seusianya, akibat kurang gizi kronis karena asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang lama. "Stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah, kualitas gizi, serta tidak beragam," katanya.
Ny. Lise menyebut, stunting juga dipengaruhi prilaku terutama pola asuh yang kurang baik, seperti pemberian makanan pada bayi dan balita. Begitu juga dimasa kehamilan penting juga pemenuhan kebutuhan gizi, stimulasi bagi janin serta pemeriksaan kandungan dimasa kehamilan.
"Orang tua tidak hanya ibu namun ayah dan ibu, jadi pola asuh dan gizi seimbang serta pemberian ASI itu, dipengaruhi oleh pemahaman orang tua dalam mengatur gizi dan kesehatan, dari itu perlu edukasi untuk merubah prilaku kearah peningkatan gizi bagi ibu dan anak," ujarnya.
Ditambahkan Ny. Lise, stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik (bertubuh pendek/kerdil) semata, namun juga terganggu perkembangan otaknya, sehingga akan mempengaruhi prestasi di sekolah maupun kreatifitas dimasa produktif.
"Saya minta para kader PKK dan kelompok-kelompok dasawisma, untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarkat disekitar tempat tinggal, mengingat di kelompok dasawisma juga terdapat data-data masyarakat yang lengkap," pungkas Ny. Lise
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas PMDPPKB Nofenril, sesuai instruksi Ketua TP-PKK untuk menggerakkan dasawisma-dasawisma dalam penanganan stunting, dari itu perlunya akurasi data keluarga yang ada di dasawisma. "Kedepannya semoga data-data yang ada di dasawisma semakin akurat lagi dan dasawisma bisa menjadi ujung tombak penanganan stunting di Tanah Datar,“ ujarnya.
Nofenril juga katakan, jika pola asus salah, gizi tidak terpenuhi, tidak seimbang dan tidak beragam, imunisasi juga tidak lengkap, maka sangat besar peluangnya keturunan akan menjadi stunting. "Untuk cegah stunting, pentingnya Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di kampung keluarga berkualitas," ujarnya. (*/F12)